EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan holding BUMN pangan memasuki babak final. Arief mengatakan rencana pembentukan holding telah menyelesaikan proses perubahan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menjadi PT Perikanan Indonesia.
Saat ini, ucap Arief, pembentukan holding pangan tengah memasuki proses merger atau penggabungan beberapa BUMN seperti PT Perikanan Indonesia (Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara (Perinus), PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan PT BGR Logistics.
"Proses pemerseroan Perindo sudah selesai, pemergeran saya dengar sudah ditandatangani presiden, berikutnya ialah inbreng dan sekarang sedang harmonisasi," ujar Arief saat peluncuran produk bersama warung pangan di Komplek Pergudangan BGR Logistics Divre Jakarta Utara, Kamis (16/9).
Kata Arief, RNI sendiri akan menjadi induk holding pangan. Selain BUMN tersebut, holding pangan juga akan melibatkan PT Berdikari.
Arief menyampaikan holding pangan akan menciptakan ekosistem yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dalam menjadi lokomotif penyeimbang ketahanan pangan nasional. Arief menyebut anggota holding pangan akan memiliki fokus masing-masing dalam menciptakan rantai pasok, mulai dari produksi yang dilakukan Pertani, Sang Hyang Seri, Perindo, Perinus, PT Garam, hingga persoalan logistik dan ritel yang dilakukan PPI dan BGR Logistics.
Arief menyampaikan holding pangan tak sekadar menjalankan penugasan, melainkan juga mampu memberikan nilai jual yang kompetitif kepada pasar.
"Seperti arahan Pak Menteri BUMN, kami akan memperbaiki ekosistem pangan, kami tidak mau jual rugi juga," ungkap Arief.
Arief mengatakan holding pangan akan terus memperbaiki struktur biaya, mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan efisiensi proses produksi dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar sampai pada aspek pemasaran di hilir dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut.
Arief menyebut produk holding pangan juga mulai melakukan penetrasi pasar luring yang bermitra dengan ritel modern maupun secara daring dengan menggandeng marketplace. Arief mengatakan aspek pemasaran luring dan daring ini merupakan upaya holding dalam meningkatkan pendapatan korporasi untuk membantu pemerintah dalam stabilisasi harga dan pasokan barang pangan.
"Kita urus satu per satu dari hulu, processing, sampai end customer. Kita juga pasarkan di ritel modern hingga toko daring," ucap Arief.
Arief menilai holding pangan tak sekadar menjadikan produk lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri, melainkan juga mampu ekspansi ke kancah global. Arief menyebut produk pangan Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni untuk bersaing di pasar internasional. Arief mencontohkan beras PT Sang Hyang Seri (Persero) yang telah diekspor beras ke perusahaan Arab Saudi, Battlah Cooperation for Operation and Maintenance, sebanyak dua kontainer.
"Nanti ikan mungkin dalam waktu dekat ekspor juga, ada 6 kontainer, kita ekspor Octopus Sp (gurita), ikan kaca piring, dan tuna sirip kuning ke beberapa negara," kata Arief.