EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan posisi perusahaan terbesar di Indonesia cenderung stagnan. Berbeda dengan kondisi negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang mana perusahaan teknologi mulai menduduki peringkat teratas perusahaan besar di AS.
"Posisi perusahaan di Indonesia dari tahun ke tahun itu-itu saja. Kita harus melakukan terobosan dan sesuai dengan diskusi bersama Pak Presiden ingin sekali ada terobosan generasi muda punya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti unicorn yang dibuat Nadiem atau Belva dengan Ruang Guru yang akan jadi unicorn," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/9).
Erick mengatakan BUMN pun mulai berinvestasi di startup atau perusahaan rintisan. Erick menyebut BRI, Mandiri, dan Telkomsel telah berinvestasi di 15 perusahaan rintisan, sedangkan Telkom telah berinvestasi di 54 perusahaan rintisan yang mana beberapa sudah go public seperti Bukalapak.
"Kita harus membuat sebuah gelombang besar baru, makanya Desember pekan kedua, kita bersama pak presiden akan juga bagaimana kita terus mendorong generasi muda punya perusahaan menjadi unicorn-unicorn baru," ucap Erick.
Erick menargetkan jumlah unicorn Indonesia yang baru lima perusahaan dapat meningkat menjadi 25 unicorn dalam beberapa tahun mendatang. Kata Erick, pertumbuhan perusahaan rintisan juga akan membuka lapangan kerja yang sangat masif dan juga mewujudkan kemandirian digital.
"Untuk memastikan kita terproteksi juga dengan digitalisasi, jangan dari luar saja kita jadi market tapi banyak enterpreneur yang juga bisa berdiri tegak dan kita akan mendorong mereka," kata Erick menambahkan.