EKBIS.CO, PROBOLINGGO--Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus melaksanakan program pemerintah dalam upaya pemberantasan penyakit hewan menular strategis (PHMS) di Indonesia melalui program vaksinasi.
Masih dalam rangka memeriahkan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berlangsung sampai dengan bulan September 2021, Pusvetma sebagai salah satu unit kerja di bawah Ditjen PKH melakukan penyerahan bantuan vaksin Brucivet sebanyak 500 dosis kepada KUD Argopuro- Krucil, Probolinggo sekaligus melaksanakan vaksinasi masal pada peternakan sapi perah yang tergabung dalam KUD tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Kesehatan Hewan Nuryani Zainuddin yang mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Pusvetma ini. Dalam sambutannya ia mengingatkan bahwa prevalensi penyakit Brucellosis di Jawa Timur masih cukup tinggi.
“Di Jawa Timur (kecuali Pulau Madura) prevalensi Brucellosis relatif tinggi, yaitu mencapai 3.41% pada tahun 2021, artinya dari 100 ekor sapi yang ada, lebih dari 3 hewan yang terinfeksi. Tentunya hal ini berdampak pada potensi penurunan populasi dan produktifitas sapi” ucap Nuryani.
Penyakit Brucella (Brucellosis), merupakan penyakit pada sapi dan kerbau yang dapat menyebabkan keguguran/keluron, dan dapat menular ke manusia (zoonosis). Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan jumlah populasi sapi yang tinggi, sehingga tingginya prosentase prevalensi Brucellosis menjadi salah satu permasalahan PHMS yang perlu segera di tangani, salah satunya dengan vaksinasi
Pusvetma adalah satu-satunya UPT milik pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memproduksi vaksin hewan. Salah satu produknya adalah Vaksin Brucivet yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Brucellosis.
“Kalau ada vaksin produk lokal yang berkualitas kenapa harus (pakai) produk impor” lanjut Nuryani pada saat berbicara di depan undangan yang hadir.
Dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan Ditjen PKH, perwakilan dinas daerah, perwakilan PDHI, PT. Nestle Indonesia, Muspida Kecamatan Krucil, Pengurus dan para Pengawas KUD Argopura Krucil serta perwakilan peternak ini, Kepala Pusvetma Agung Suganda juga mengajak masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri.
“Pusvetma menyediakan vaksin hewan berkualitas. Negara tetangga telah menggunakan produk milik Indonesia (Pusvetma), seharusnya kita di NKRI sendiri, mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri yang kualitasnya tidak kalah dan lebih cocok dengan situasi penyakit di Indonesia”, ungkapnya.
Lebih lanjut Agung menjelaskan bahwa Pusvetma juga menggandeng PT. Nestle Indonesia untuk terus mensosialisasikan penggunaan vaksin Brucivet pada peternakan sapi perah di bawah binaan PT. Nestle Indonesia mendukung pembebasan Brucellosis di Jawa Timur.
Adapun KUD Argopuro sendiri merupakan salah satu KUD binaan PT. Nestle Indonesia. KUD ini memiliki anggota yang cukup besar dan jumlah sapi perah cukup banyak yaitu sekitar 5.000 ekor. Setiap harinya kurang lebih 42 ton susu segar di suplai ke PT. Nestle dengan standar yang sudah ditetapkan. Bagi peternak, sapi perah menjadi aset terbesarnya, sebagai sumber penghasilan bagi peternak. Kesehatan ternak pun menjadi prioritas agar produksi susu dan populasinya terjaga, salah satunya dengan berupaya untuk menjaga kesehatan sapi melalui vaksinasi Brucella.