Jumat 08 Oct 2021 16:46 WIB

Mentan: Peringatan Hari Rabies Dunia Momentum Edukasi Warga

Mentan ingatkan di Indonesia baru 8 dari 34 provinsi bebas dari penyakit rabies

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada acara peringatan World Rabies Day. Mentan menyebut Hari Rabies Sedunia jadi momentum edukasi masyarakat terkait rabies
Foto:

Direktur Jenderal PKH, Nasrullah menyampaikan, penyakit rabies ini umumnya ditularkan melalui gigitan dari hewan penular rabies terutama anjing. Rabies bisa sangat berbahaya dan mematikan pada manusia apabila tidak ditangani sesuai prosedur yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. 

"Maka memang perlu adanya edukasi kepada masyarakat terhadap penanganan rabies ini. Utamanya dengan memberikan vaksin hewan peliharaannya," kata Nasrullah.

Ia menambahkan, selain adanya hak masyarakat untuk memelihara anjing, masyarakat juga perlu diedukasi soal tanggung jawab dan kewajiban masyarakat untuk selalu memelihara hewannya dengan baik.

Misalnya, tidak melepas anjingnya berkeliaran di luar rumah, melakukan registrasi/identifikasi dan mematuhi pelaksanaan vaksinasi. Hal ini untuk memberikan hak kepada masyarakat luas agar hidup aman dan nyaman, bebas dari ancaman rabies meskipun terdapat hewan penular rabies disekitarnya.

Di sisi lain, ia tidak menampik jika pelaksanaan program pengendalian dan pemberantasan rabies saat ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan besar. Pada awal 2019 lalu, wilayah tertular rabies bertambah dengan ditemukannya kasus rabies di Pulau Sumbawa-Provinsi NTB.

Wilayah tersebut sebelumnya merupakan wilayah bebas historis terhadap rabies. Ini adalah salah satu bukti bahwa rabies mengancam seluruh wilayah, sehingga semua pihak perlu melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang maksimal.

"Sekali lagi kami sampaikan, salah satu komponen penting dalam upaya teknis yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi rabies adalah vaksinasi, dengan tujuan memberikan kekebalan pada hewan penular rabies," paparnya.

Untuk mendukung hal tersebut, setiap tahunnya Kementerian Pertanian telah mengalokasikan vaksin dan operasionalnya. Mengingat jumlah alokasi yang dilakukan masih terbatas, tentunya diperlukan komitmen dari masing-masing daerah untuk menghitung serta mengalokasikan tambahan vaksin sesuai kebutuhan untuk mengoptimalkan program vaksinasi.

Selain itu, perlu juga dilakukan penambahan petugas sebagai pejuang rabies dan penyakit hewan menular lain sehingga pelaksanaan kegiatan pemberantasan rabies dapat berjalan optimal.

 

"Komponen penting lain dalam suksesnya pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan rabies adalah dengan pelaksanaan konsep One Health. Jadi, dalam menangani penyakit rabies dibutuhkan lintas multidisiplin ilmu dan multisektor," tandas Nasrullah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement