EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih memiliki beban utang yang cukup besar. Ada beberapa langkah untuk menyehatkan keuangan perusahaan salah satunya dengan melakukan divestasi ruas tol yang dimiliki.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan, untuk mengurangi beban utang dan memulihkan performa perusahaan, asset recycling atau divestasi jalan tol menjadi salah satu dari delapan strategi penyehatan keuangan perusahaan.
Sampai saat ini sudah empat ruas tol yang telah selesai proses divestasinya. Di Sumatra dan Jawa. "Program ini (divestasi tol) akan terus kami lanjutkan sampai tahun 2024," kata Destiawan akhir pekan ini.
Totalnya ada 13 ruas tol yang masuk dalam daftar divestasi. Empat di antaranya sudah selesai proses divestasinya pada Oktober ini. Sembilan lagi, akan dilakukan secara bertahap oleh perseroan.
Destiawan masih belum membeberkan investor mana saja yang sedang melakukan pembicaraan untuk membeli ruas tol yang ditawarkan Waskita. Yang pasti, Indonesia Investment Authority (INA) menjadi salah satu di antaranya.
"Dengan INA sudah ada proses, dan INA masih melakukan kajian terhadap ruas-ruas yang diminati, dan mudah-mudahan bisa menjadi deal untuk transaksinya," ujar Destiawan.
Untuk tahun ini, emiten berkode saham WSKT itu menargetkan bisa mendivestasi antara 6-7 ruas tol. Dari proses asset recycling tersebut WSKT menargetkan bisa meraup dana hingga Rp 8 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufiq Hendra Kusuma merinci hingga semester I 2021, WSKT menyelesaikan divestasi pada tiga ruas tol, yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, dan Cinere Serpong. Dari asset recycling ini, WSKT mengantongi dana sekitar Rp 4,5 triliun.
"Per Juni, dari total target Rp 8 triliun, kami sudah merealisasikan kurang lebih Rp 4,5 triliun. Belum termasuk dengan divestasi terakhir yang dalam penyelesaian," ujar Taufiq.
Untuk melanjutkan divestasi tol di sisa tahun ini, Waskita sudah menyiapkan 4 ruas tol. Yakni Cimanggis - Cibitung, ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), serta ruas Pasuruan-Probolinggo di Tol Trans Jawa.