Senin 11 Oct 2021 16:29 WIB

Jokowi Minta Simulasi Pembukaan Penerbangan Internasional

Persiapan pembukaan penerbangan internasional Bali harus dilakukan secara maksimal.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Peserta antre meninggalkan area bandara untuk menuju ke hotel karantina saat kegiatan simulasi penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (9/10/2021). Simulasi tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan petugas dan sarana prasarana serta menguji standar operasional prosedur dalam pelayanan penumpang penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai yang rencananya akan mulai dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Peserta antre meninggalkan area bandara untuk menuju ke hotel karantina saat kegiatan simulasi penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (9/10/2021). Simulasi tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan petugas dan sarana prasarana serta menguji standar operasional prosedur dalam pelayanan penumpang penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai yang rencananya akan mulai dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rencana pembukaan penerbangan internasional di Bali pada pekan ini diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi di Bali secara bertahap. Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar dilakukan simulasi terlebih dahulu sebelum penerbangan internasional di Bali ini benar-benar dibuka.

“Rencana pembukaan Bali sesuai arahan Presiden dalam ratas siang ini, beliau menyampaikan agar betul-betul disiapkan secara maksimal dan harus dilakukan simulasi terlebih dahulu sebelum benar-benar dibuka,” ujar Luhut saat konferensi pers usai mengikuti rapat terbatas mengenai PPKM di Istana, Senin (11/10).

Baca Juga

Ia menekankan agar pembukaan penerbangan internasional ini harus tetap dilakukan secara hati-hati meskipun kenaikan kasus sudah mulai menurun. Selain itu, menurut dia, Presiden juga berpesan agar penerapan protokol kesehatan di pintu-pintu masuk kedatangan harus benar-benar diperhatikan.

“Serta manajemen karantina harus clean dan transparan dan target capaian vaksinasi harus juga dapat dikejar sebelum benar-benar dibuka,” tambah dia.

Di Bali, kata Luhut, masih terdapat satu daerah yang masih perlu meningkatkan angka capaian vaksinasinya yakni Gianyar, di mana capaian vaksinasi lansia baru mencapai 38 persen dari target yang ditetapkan sebesar 40 persen.

Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus di Bali, pemerintah memperketat persyaratan kedatangan dari pre departure requirements hingga on arrival requirements. Dalam pre departure requirements, pemerintah menentukan sejumlah syarat yakni, pertama, berasal dari negara dengan kasus konfirmasi level 1 dan 2 dengan positivity rate di bawah 5 persen.

Hasil negative test RT PCR dengan sampel yang diambil maksimum 3x24 jam sebelum jam keberangkatan. Ketiga, menyertakan bukti vaksinasi lengkap dengan dosis kedua dilakukan setidaknya 14 hari sebelum keberangkatan dan ditulis dalam bahasa Inggris selain bahasa negara asal.

Kemudian, pengunjung wajib memiliki asuransi kesehatan dengan nilai pertangguhan minimum 100 ribu dolar AS dan mencakup pembayaran penangguhan Covid-19. Kemudian, membawa bukti konfirmasi pembayaran akomodasi selama di Indonesia dan dari penyedia akomodasi dan pihak ketiga.

Sementara pada on arrival requirements ditentukan sejumlah syarat yang harus dipenuhi, yakni mengisi e-HAC via aplikasi PeduliLindungi dan melaksanakan tes RT PCR on arrival dengan biaya sendiri. “Pelaku perjalanan dapat menunggu hasil tes RT PCR di akomodasi yang sudah direservasi,” ucapnya.

Jika hasil tesnya negatif, maka pelaku perjalanan dapat melakukan karantina di tempat karantina yang sudah direservasi selama 5 hari. Kemudian kembali melakukan tes PCR pada hari keempat. Jika hasilnya negatif, maka pada hari kelima pelaku perjalanan dapat keluar dari karantina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement