EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah melakukan tiga aksi korporasi besar dalam menjalankan proses bisnisnya untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan sebagai fokus utama. Direktur BRI Sunarso mengatakan tiga aksi korporasi besar tersebut merupakan bagian dari pertumbuhan bisnis BRI yang dilakukan secara anorganik dan proses value creation.
"Ini sejalan dengan visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion," ujar Sunarso dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (11/10).
Selain anorganik, pertumbuhan bisnis BRI juga dilakukan secara organik melalui continuous improvement pada proses bisnis, untuk penciptaan nilai setiap hari. Sunarso menjelaskan tiga aksi korporasi yang dimaksud yakni pertama, melalui konsolidasi Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan peningkatan saham hingga empat kali lipat, dari sebelum konsolidasi sekitar Rp 500 dan saat ini saham BSI telah mencapai kisaran harga Rp 2.000.
Kedua, melalui anak usaha di bidang asuransi jiwa, BRI Life dengan peningkatan valuasi BRI yang mencapai Rp 7,5 triliun pada 2021, di mana BRI sebelumnya mengakuisisi BRI Life dengan nilai Rp 1,6 triliun pada 2015.
"Di luar itu, BRI masih mendapatkan extra cash berupa access fee sebesar Rp 4,4 triliun yang dibayar secara bertahap di tahun 2021-2024," tuturnya.
Ketiga, lanjut Sunarso, BRI menambah modal lewat hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rightissue dalam rangka pembentukan ekosistem ultramikro. Total nilai right issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun, yang terdiri atas Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi nontunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, serta Rp 41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.
Pencapaian tersebut menjadikan BRI menorehkan sejarah sebagai pe-rightissue terbesar di kawasan Asia Tenggara, peringkat ketiga rightissue di Asia, dan nomor tujuh di seluruh dunia. "Kami bersyukur atas keberhasilan aksi korporasi tersebut, utamanya di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi Covid-19. Sekitar 28 miliar lembar saham yang diterbitkan pada rightissue BRI telah terserap seluruhnya, bahkan mengalami oversubscribed sebesar 1,53 persen," ungkap Sunarso.
Ia pun berharap proses value creation juga dapat dirasakan manfaatnya oleh insan Brilian, minimal satu persen saham BRI dapat dimiliki oleh insan Brilian agar mendorong transformasi culture pekerja untuk selalu menciptakan nilai bagi perusahaan.