Selasa 12 Oct 2021 19:11 WIB

Mentan Panen Raya Komoditas Padi Pertanaman 4 Kali Setahun

Lahan yang baik harusnya tak dimanfaatkan untuk penanaman hanya satu dua kali setahun

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Sukoharjo, Etik Suryani melakukan panen padi hasil indeks pertanaman empat kali setahun di Desa Tegalsari, Kecamatam Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10).
Foto:

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani mengatakan, Kabupaten Sukoharjo meskipun sebagai kabupaten nomor dua terkecil di Provinsi Jawa Tengah, namun setiap tahunnya selalu surplus padi tidak kurang dari 102 ton. Realisasi produksi padi tahun 2020 sebesar 310.778 ton dengan produktivitas padi rata-rata 6,8 ton per hektare.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di tahun 2021 ini Kabupaten Sukoharjo mendapat alokasi program optimalisasi peningkatan indeks pertanaman seluas 2.000 hektar. Adanya program tanam padi 4 kali setahun ini sangat disambut baik petani, bahkan petani sanggup memperluas luas lahannya hingga 5.000 hektare," ujar Etik.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menambahkan program intensifikasi penanaman empat kali setahun merupakan solusi dari berkurangnya areal lahan karena alih fungsi lahan serta pertambahan penduduk. Kunci program ini ada tujuh, pertama yaitu semai di luar bisa dengan sistem culik, dapog atau tray dan menggunakan benih umur pendek 70 sampai 90 hari yang disemai di luar.

Kedua, lanjut Suwandi, melakukan mekanisasi pertanian supaya hemat waktu dan tenaga. Ketiga, pemakaian pupuk kimia dikurangi secara bertahap hanya urea 25 kilogram (kg) per musim per hektar dan menggunkan unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak.

Keempat, pola tanam empat kali setahun terdiri dari padi-palawija-padi-palawija, padi-padi-palawija-padi, padi-padi-padi-padi atau pola tanam lainnya sesuai kondisi setempat. Kelima, hemat penggunaan air dari sumur/embung/pompa air di lahan kering atau tadah hujan dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.

Keenam, menerapkan Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi organisme pengganggu tanaman. Ketujuh, melakukan hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR.

 

“Penerapan pertanaman 4 kali setahun berarti mengatur fluktuasi panen karena tanam padi musiman. Karena setahun empat kali tanam, berarti proses produksi tidak pernah berhenti,” kata Suwandi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement