EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menyebut pandemi Covid-19 masih belum tuntas. Adapun tantangan yang serupa masih mungkin terjadi pada masa mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan selama hampir dua tahun masyarakat dipaksa dapat beradaptasi dengan keadaan darurat. “Dunia termasuk Indonesia harus menyadari bahwa fenomena dan ancaman pandemi ini tidak akan selesai atau menjadi yang pertama dan terakhir kali,” ujarnya saat acara Festival Transformasi Kementerian Keuangan secara virtual, Selasa (19/10).
Menurutnya saat ini Indonesia sedang berusaha agar bencana dunia ini tidak akan pernah terjadi. Jika terjadi peristiwa sejenis harus bisa diantisipasi dan segera diselesaikan demi menekan dampak buruk yang terjadi baik dalam hal korban jiwa, dampak ekonomi dan konsekuensi keuangan.
"Dunia sekarang diikhtiarkan mencari cara menangani dan menyiapkan kalau pandemi terjadi dan seharusnya bisa dicegah sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan dampak yang luar biasa," katanya.
Sri Mulyani menyebut upaya ini akan berdampak terhadap pengaturan keuangan. Adapun transformasi yang dilakukan harus bersifat inklusif dan modern, misalnya mendukung transformasi kesehatan untuk menciptakan mekanisme internal dengan sistem kesehatan yang baik bahkan harus berkontribusi secara global.
"Kita dukung reformasi bidang pelayanan kesehatan, sehingga dampaknya tidak akan luar biasa," kata dia.
Menurutnya selama pandemi konsekuensi yang dihadapi pemerintah sangat nyata karena penerimaan negara dan perekonomian mengalami penurunan, masyarakat mengalami tekanan dan keuangan negara digunakan untuk membantu berbagai sektor mulai dari kesehatan, sosial hingga dunia usaha. Adapun momentum pertumbuhan juga harus dijaga agar tetap berjalan sesuai rencana di tengah ketidakpastian yang masih menghantui.
"Ini suasana yang luar biasa dari sisi keuangan negara,” ucapnya.