Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6 persen (yoy) dari Rp 24,39 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 28,7 triliun pada kuartal III 2021. Pertumbuhan NII tersebut merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7 persen (yoy), yaitu dari Rp 550,07 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 570,64 triliun pada kuartal III 2021.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga yang kuat sebesar 14,2 persen (yoy) dari Rp 8,94 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 10,21 triliun pada kuartal III 2021. Pertumbuhan pendapatan nonbunga itu bersumber dari peningkatan kinerja sumber pendapatan jasa atau Fee Based Income (FBI) penting perseroan, seperti pemeliharaan kartu debit dan rekening yang tumbuh 5,8 persen (yoy) dari Rp 1,81 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 1,92 triliun pada kuartal III 2021.
Kemudian ada pendapatan layanan ATM dan e-channel yang tumbuh 12,4 persen (yoy) dari Rp 1,01 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 1,14 triliun pada kuartal III 2021. Demikian juga FBI dari layanan trade finance yang meningkat 19,8 persen (yoy) dari Rp 901 miliar pada kuartal III 2020, menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal III 2021, serta pendapatan komisi dari marketable securities yang tumbuh 54,4 persen (yoy) dari Rp 1,04 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 1,59 triliun pada kuartal III 2021.