EKBIS.CO, JAKARTA -- Platform digital Inaproduct.com diluncurkan pemerintah untuk memperluas akses pemasaran produk asli UKM Indonesia. Inaproduct.com merupakan platform business to business (B2B) sehingga UKM yang tergabung adalah produsen langsung dari produk lokal.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan, platform inaproduct.com diharapkan mempermudah UKM lokal yang memproduksi produk asli Indonesia bisa terhubung dengan seluruh calon pembeli baik dalam maupun luar negeri.
Platform juga dikelola langsung oleh swasta PT Ina Product Indonesia. "Tadinya kami ingin bikin langsung oleh Kemenkop UKM, tapi ini harus ditangani swasta supaya berkelanjutan dan dikelola secara bisnis, bukan birokrasi," kata Teten di Jakarta, Kamis (28/10).
Deputi Kemenkop UKM, Hanung Harimba, menjelaskan, platform tersebut merupakan portal katalog digital yang terintegrasi dan ditargetkan dimanfaatkan 800 ribu UKM di Indonesia. Inaproduct.com selain memperluas akses pasar tentu menjadi jembatan bagi UKM untuk masuk ke ekosistem digital sehingga lebih mudah mendapatkan calon pembeli.
Baca Juga :
Impor RI dari China Turun 518 Juta Dolar ASSelain sebagai platform B2B, Inaproduct.com juga melakukan kegiatan pelatihan UKM pameran, penjajakan kerja sama bisnsi, riset, hingga studi banding. UKM yang memasarkan produknya lewat platform tersebut akan dilibatkan dalam seluruh kegiatan Inaproduct.com.
"Platform ini bukan diluncurkan sebagai e-commerce sehingga tidak ada transaksi langsung. Ini hanya sebagai data untuk memudahkan atau mempertemukan antara pembeli dan penjual," kata Hanung.
Sementara itu, Direktur PT Ina Produk Indonesia, Budihardjo Iduansjah, menegaskan, produk yang dapat dipasarkan melalui platform Inaproduct.com khusus untuk produk dan merek lokal. Tak hanya barang jadi, namun juga bahan mentah yang dibutuhkan UKM dalam kegiatan produksi.
Adapun UKM yang terlibat terdiri dari pabrik, supplier, reseller, maupun distributor. "Ini akan kita jadikan sebagai showroom produk lokal," kata Budiharjo.
Budiharjo menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya menargetkan bisa menggaet setidaknya 5.500 perusahaan kelas besar, 4.400 lebih perusahaan menengah, dan 193 ribu usaha kecil.