EKBIS.CO, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. Pada kuartal III 2021, total pembiayaan tercatat mencapai Rp 35,4 triliun atau tumbuh 8,6 persen (yoy) dan DPK naik 4,6 persen menjadi sebesar Rp 36,7 triliun.
Secara konsolidasi, PT Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan laba bersih konsolidasi tumbuh 69 persen (yoy) menjadi Rp 3,2 triliun. Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, pencapaian ini menghasilkan kinerja yang berada di atas level sebelum COVID-19.
"Ini didukung oleh pendapatan operasional dan pengendalian biaya yang dikelola dengan baik," katanya dalam keterangan, Jumat (29/10).
Sehingga, CIMB Niaga dapat mempertahankan double-digit ROE sebesar 10,8 persen. ROE tidak termasuk Exceptional Items sebesar 11,2 persen. Pada aspek neraca keuangan, CIMB Niaga berhasil meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,6 persen dengan rasio CASA sebesar 61,7 persen.
"Meskipun tren indikator COVID-19 yang membaik, kami tetap optimistis dengan berhati-hati terhadap kinerja di masa mendatang," katanya.
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) CIMB Niaga tercatat baik masing-masing sebesar 22,6 persen dan 76,7 persen per 30 September 2021. Total aset tercatat mencapai Rp 295,4 triliun. Total penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp 228,0 triliun dengan Giro dan Tabungan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 8,5 persen (yoy) dan 11,7 persen (yoy).
Per 30 September 2021, transaksi finansial digital melalui OCTO Mobile meningkat sebesar 94,6 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit dikontribusikan oleh bisnis Consumer Banking yang tumbuh 5,7 persen (yoy). Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 8,1 persen (yoy), sementara Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 13,4 persen (yoy).