EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Pan Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 2,29 triliun pada kuartal III 2021. Adapun realisasi ini hampir sama perolehan laba bersih periode tahun sebelumnya sebesar Rp 2,34 triliun.
Presiden Direktur Panin Bank Herwidayatmo mengatakan pada tahun ini perusahaan mengutamakan pembentukan cadangan. Adapun langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi peningkatan kredit bermasalah akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak meningkatnya profil risiko portofolio kredit.
“Laba bersih dipertahankan sebesar Rp 2,29 triliun hampir sama dengan perolehan laba tahun lalu sebesar Rp 2,34 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/10).
Secara konsolidasi, laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 21 persen menjadi Rp 5,75 triliun. Adapun peningkatan pendapatan dikontribusikan oleh fee based income sebesar Rp 2,26 triliun dan pendapatan bunga bersih naik 10,8 persen menjadi Rp 7,22 triliun.
“Hal ini sejalan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak Covid-19, sampai dengan kuartal III 2021, PaninBank mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset sebesar Rp 2,89 triliun atau meningkat 63 persen dari periode yang sama tahun lalu,” ucapnya.
Tercatat total aset konsolidasi sebesar Rp 199,93 triliun dan total kredit sebesar Rp 124,91 triliun. Adapun jumlah ini mengalami penurunan sebesar 6,4 persen, terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Posisi likuiditas perusahaan terjaga dengan baik lewat pertumbuhan pada tabungan meningkat delapan persen. Hal ini menunjukkan perusahaan berupaya mendorong peningkatan CASA sebesar 43,59 persen.
Rasio likuiditas loan to deposit ratio (LDR) berada pada posisi optimum sebesar 86,14 pesen. Dari sisi permodalan mencapai Rp 44,76 triliun dengan rasio kecukupan modal atau CAR sebesar 30,05 persen atau naik 27,31 persen secara tahunan (yoy).
Kualitas aset juga terkendali dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) level yang aman. Rasio NPL gross sedikit meningkat ke level 3,52 persen dibandingkan kuartal III 2020 sebesar 3,05 persen.
Adapun NPL net berhasil dijaga pada level 0,81 persen dibandingkan posisi kuartal III 2020 sebesar 0,58 persen. Perusahaan melakukan upaya berkelanjutan perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, dan pertumbuhan kredit lancar.