Direktur Utama Pupuk Kujang Cikampek Maryadi mengatakan peningkatan produktivitas juga disertai peningkatan keuntungan petani."Sebelum ikut program Makmur, petani untung sekira Rp 25,5 juta per hektar, sedangkan saat ini bisa untung hingga 33,6 juta per hektar atau meningkat hingga 32 persen," ujar Maryadi.
Maryadi menyebut di balik kenaikan hasil panen petani Ciasem, ada peran banyak pihak, termasuk para agronom tim Makmur yang selalu mendampingi petani. Maryadi mengatakan, tim Makmur selalu berkoordinasi dengan petani binaan dan memantau perkembangan tanaman di setiap tahapan.
"Bahkan kadang-kadang, akhir pekan pun tim Makmur siap datang jika petani membutuhkan konsultasi," ungkap Maryadi.
Setelah panen, menurut Maryadi, para petani ini juga tak perlu kesulitan menjual gabah mereka. Sebab, Pupuk Indonesia Pangan akan membeli gabah mereka dengan harga yang baik.
"Peningkatan hasil panen setelah ikut program Makmur ini menjadi bukti nyata. Petani lain di wilayah ini tidak perlu ragu untuk ikut Program Makmur," kata Maryadi.
Ketua BUMDES Ciasem Nursoleh mengatakan rumpun padi di sawah tersebut tumbuh lebat, jumlah malai bercabang banyak, dan merunduk karena bulir-bulir padi tumbuh dengan montok berisi.
"Ulir tumbuh hingga punduk malai. Kalau padi terlihat tumbuh sebaik ini, kami optimistis hasil panen akan sangat baik," ucap Nursoleh.
Pria yang berperan sebagai collective agent dalam panen program Makmur ini mengungkapkan hasil panen menggembirakan ini bukan tanpa tantangan. Sekira dua bulan lalu, kata Nursoleh, di salah satu area hamparan sawah ini, sempat ada padi yang diserang wereng. Namun dengan kolaborasi Tim Makmur dan para petani, hama wereng bisa ditanggulangi.
"Alhamdulillah berkat nutrisi tanaman dan pestisida yang tepat, hama wereng bisa diatasi dan panen tetap produktif," kata Nursoleh.