Kamis 04 Nov 2021 13:29 WIB

Indonesia Gandeng Nepal dan Madagaskar Kembangkan EBT

Potensi energi terbarukan telah menjadi topik yang menarik bagi banyak negara Selatan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Energi baru terbarukan
Foto: Tim infografis Republika
Energi baru terbarukan

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Dalam upaya mendorong kerja sama pengembangan energi baru dan terbarukan dengan negara-negara sahabat, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menggelar kegiatan capacity building dengan Madagaskar dan Nepal. Kegiatan berjudul "Training on Rural Electrification through Micro hydro, Solar PV, and waste to energy" ini merupakan salah satu output platform South-South Triangular Cooperation on Renewable Energy (SSTC RE).

Dengan meningkatnya konsumsi energi global, potensi energi terbarukan telah menjadi topik yang menarik bagi banyak negara Selatan termasuk Indonesia, Madagaskar, dan Nepal. Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara virtual selama tiga hari pada tanggal 2 hingga 4 November 2021 dan diikuti oleh 33 peserta yang memiliki pengalaman dan latar belakang di sektor energi dengan komposisi 10 peserta dari Indonesia, 12 peserta dari Madagaskar, dan 11 peserta dari Nepal.

Baca Juga

"Upaya pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan membutuhkan implementasi regulasi dan rencana aksi yang tepat, didukung dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia." ujar Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementerian ESDM, Laode Sulaiman, Kamis (4/11).

Laode menyebut, pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan memerlukan kolaborasi antara pemangku kepentingan, juga pengharmonisasian kebijakan dari hulu ke hilir terkait perencanaan dan pengembangan energi terbarukan. "PPSDM KEBTKE berkomitmen untuk mendukung dan membangun kompetensi sumber daya manusia terkait sektor energi terbarukan terutama pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air skala kecil, dan pengelolaan sampah," tutur Laode.

SSTC on Renewable Energy merupakan forum kemitraan antar negara tentang energi terbarukan yang dilaksanakan secara berkelanjutan mulai dari tahun 2021 hingga 2023. Kegiatan bulan November ini merupakan kegiatan kedua yang telah berlangsung dan merupakan flagship program Kerja Sama Selatan-Selatan di Indonesia. Kemitraan ini dilaksanakan dengan dukungan pendanaan dari Indonesian-German project on the Strengthening Capacities for Policy Planning for the Implementation of the 2030 Agenda in Indonesia and in the Global South (SDGs SSTC).

"Kemitraan ini mengandung semangat Leave No One Behind, dan dalam kegiatan kedua ini adanya partisipasi peserta dari beberapa sektor swasta seperti perusahaan dan akademisi serta peningkatan jumlah peserta perempuan mencapai 39 persen," jelas Jasper Haerig, Coordinator of the Rural Electrification Component of PERER, GIZ Madagascar.

Pada pelatihan ini para peserta mempelajari perencanaan dan pengembangan energi terbarukan terkait pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air skala kecil, dan pengelolaan sampah menjadi energi di Indonesia; serta berdiskusi mengenai penerapan energi terbarukan dan tantangan yang dialami di negara masing-masing. Kegiatan ini menghadirkan Tri Mumpuni dari Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) sebagai pengajar. Selain itu, pengajar lain berasal dari PT Gerbang Multindo Nusantara dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara - Institut Teknologi Bandung.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement