Jumat 05 Nov 2021 09:10 WIB

Harapan OJK untuk BSI Dubai

BSI Dubai diharapkan mendukung transaksi perdagangan dan investasi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap kantor cabang Bank Syariah Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab dapat memajukan industri keuangan syariah tanah air.
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/wsj.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap kantor cabang Bank Syariah Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab dapat memajukan industri keuangan syariah tanah air.

EKBIS.CO,  DUBAI -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap kantor cabang Bank Syariah Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab dapat memajukan industri keuangan syariah tanah air. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan BSI dapat mengoptimalkan sumber dayanya tersebut untuk memperluas pasar.

"Diharapkan BSI Dubai dapat mendukung transaksi perdagangan dan investasi serta meningkatkan produk dan layanan syariah guna memperoleh tingkat daya saing global yang lebih tinggi," katanya dalam keterangan pers, Jumat (5/11).

Hal tersebut dapat mempercepat perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia. Wimboh mengatakan OJK berkomitmen untuk memajukan sektor tersebut hingga ke kancah dunia seperti yang tercantum dalam targer Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia.

Salah satu cara konkrit adalah dengan menggandeng Dubai Financial Services Authority (DFSA) untuk memperkuat kerja sama industri keuangan syariah. OJK melakukan komunikasi serta pertukaran informasi dengan DFSA dan DIFC untuk memastikan pengawasan yang baik dan efektif terhadap operasional BSI di Dubai.

Per September, total aset Institusi Keuangan Syariah tumbuh sebesar 17,32 persen (yoy) dengan nilai nominal 132,7 miliar dolar AS atau Rp 1.901,1 triliun. Terdiri dari aset Perbankan Syariah sebesar 43,58 miliar dolar AS atau Rp 624,4 triliun, pasar modal syariah yang terdiri dari sukuk dan reksa dana 80,95 miliar dolar AS atau Rp 1.159,8 triliun, dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah 8,16 miliar dolar AS atau Rp 116,9 triliun.

Periode yang sama, pembiayaan bank umum syariah mencatat pertumbuhan sebesar 6,80 persen (yoy). Nilai tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional sebesar 2,21 persen (yoy).

Ketahanan perbankan syariah nasional juga berhasil dipertahankan selama masa pandemi, yang ditunjukkan oleh permodalan yang kuat dengan CAR 23,17 persen dan risiko pembiayaan yang stabil dengan NPF gross 3,23 persen. Di tataran global, Perdagangan Industri Halal Indonesia telah mendapatkan momentum, dengan transaksi sebesar 3 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement