Perilaku dan kesadaran nasabah serta pegawai bank menjadi hal penting karena bank pada dasarnya perlu menemukan cara untuk melindungi nasabah serta pegawai dari diri mereka sendiri. Maka itu, perbankan serta nasabah harus memahami dan mengenali apa saja bentuk penipuan digital yang marak terjadi untuk meminimalisir risiko kerugian bahkan menghindarinya.
“Karena kurangnya pengetahuan, misalnya nasabah dapat dengan mudah masuk ke aplikasi perbankan melalui jaringan yang tidak aman atau mengunduh aplikasi pihak ketiga, bahkan mengklik sembarangan email phising,” ucapnya.
Sementara itu, Henrico Perkasa selaku Department Head Security Technologies and Services Q2 Technology mengungkapkan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan setiap perusahaan ketika ingin mulai meningkatkan keamanan digital. Adapun langkah pertama, memahami lingkup divisi yang ingin ditingkatkan keamanannya. "Kemudian, kita lakukan penetapan kebijakan policy terhadap IT, konfigurasi diperangkat IT dan batasan apa saja yang perlu dipantau," paparnya.
Pada poin ini, dia mengungkapkan, IBM Security QRadar menawarkan beberapa konfigurasi yang beragam dan siap digunakan oleh setiap peusahaan, sehingga produk ini sesuai bagi mereka yang baru akan memulai memperkuat keamanan digital. Dia juga mengingatkan agar perawatan konfigurasi selalu dilakukan secara berkala pada sistem keamanan digital. Maka demikian, kasus kejahatan siber bisa diminimalisir.
Ke depan, Q2 Technology menyarankan agar setiap perusahaan sudah memiliki incident response plan jika terjadi kejahatan siber. Selain itu, investasi pada teknologi automatisasi seperti machine learning dan artificial intelligence juga dibutuhkan agar tetap relevan di masa digital.