EKBIS.CO, LOMBOK--Perhelatan balap motor internasional di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat memang memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan sekitarnya. Tak hanya meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia, event ini juga memberikan harapan baru kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang terpuruk lebih dari 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19.
Harapan baru itu juga yang membangkitkan semangat Mulyadi, pemilik Lombok Mulya Craft, salah satu UMKM binaan Pertamina yang selama ini memproduksi beragam jenis kerajinan khas Lombok, seperti mutiara, tenun, songket, gerabah/terakota, anyaman bambu, anyaman rotan, anyaman ketak, kayu dan cukli. "Lebih dari 1,5 tahun terakhir ini memang berat bagi kami. Geliat produksi perajin lokal sempat terhenti karena adanya pandemi," ujar Mulyadi.
Namun kini pria berusia 40 tahun tersebut bersyukur karena perhelatan besar balap motor internasional yang diadakan di Lombok membuatnya mendapatkan pesanan cendera mata untuk stan Pertamina di ajang tersebut. "Syukur alhamdulillah, ini menjadi momen kebangkitan kami untuk kembali memproduksi kerajinan khas Lombok," ucap Uncle Mul, demikian ia biasa disapa.
Kebahagiaannya tak sebatas itu. Ia juga mengaku bangga event skala internasional akan diadakan di tanah kelahirannya. "Ini membuktikan bahwa Lombok tidak kalah bersaing dengan kota-kota lainnya di Indonesia," tuturnya.
Uncle Mul mengungkapkan, Pertamina memesan 500 cendera mata yang terdiri dari 200 cendera mata VIP dan 300 cendera mata biasa. Untuk cendera mata VIP, ia menyiapkan syal dari kain tenun khas Lombok, bros mutiara, gelang mutiara, dan kipas anyaman khas Lombok. Sedangkan 200 paket lainnya terdiri dari syal dari kain tenun khas Lombok, gelang mutiara, dan kipas anyaman khas Lombok.
"Kami sengaja memilihkan cendera mata ini agar pengunjung dari berbagai belahan dunia yang datang ke stan Pertamina di area Pertamina Mandalika International Street Circuit dapat langsung menggunakannya. Syal tersebut dibuat secara manual oleh para perajin tenun Lombok, demikian juga untuk kipas. Sedangkan bros dan gelang dibuat dari mutiara asli khas Lombok," jelasnya.
Dari kepercayaan yang diberikan Pertamina tersebut, ia mengantongi omzet sekitar 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan omzet bulanan yang diperoleh Lombok Mulya Craft selama masa pandemi.
"Semoga ini menjadi awal yang baik bagi kami. Sejak menjadi mitra binaan pada 2018, Pertamina memang tak pernah lepas membina kami untuk berkembang," ucap Uncle Mul yang mendirikan Lombok Mulya Craft sejak 2010 dibantu oleh enam perajin gerabah. Seiring perkembangan pariwasata di Lombok, ia mengembangkan sektor bisnis kerajinan ini ke semua jenis kerajinan yang ada di lombok.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, keterlibatan UMKM binaan dalam ajang balap motor internasional di Pertamina Mandalika International Street Circuit ini menjadi salah satu bukti dukungan BUMN ini dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals), khususnya di point 8 terkait dengan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, serta implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social and Governance) di seluruh wilayah operasional Pertamina.
"Kehadiran Pertamina Mandalika Street Circuit dan international motorsports event diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, tak hanya menjadi peluang penetrasi pasar global yang luas bagi perusahaan dan produk-produk BUMN lainnya, tetapi juga bagi produk-produk UMKM binaan Pertamina," katanya.