"Dengan produksi rendah dan ekspor yang turun, stok akhir September minyak sawit Indonesia masih naik menjadi 3,65 juta ton dari 3,43 juta ton pada bulan Agustus," ujarnya.
Lebih lanjut, konsumsi dalam negeri bulan September sebesar 1.475 ribu ton yang relatif sama dengan bulan Agustus sebesar 1.465 ribu ton. Konsumsi untuk pangan turun menjadi 672 ribu ton dari 718 ribu ton pada bulan Agustus (minus 6,4 persen), untuk oleokimia relatif tetap, sedangkan untuk biodiesel naik menjadi 622 ribu ton dari 569 ribu ton pada bulan Agustus (9,3 persen).
Adapun harga masih stabil tinggi. Harga CPO Cif Rotterdam pada bulan September sebesar 1.235 dolar AS ton yang lebih tinggi dari bulan Agustus sebesar 1.226 dolar AS per ton. Adapun selain minyak sawit, yakni soybean oil (Dutch, ex mill) turun dari 1.435 dolar AS per ton menjadi 1.405 dolar AS per ton, sunflower oil (FOB NW Europe) turun dari 1.380 dolar AS per ton menjadi 1.333 dolar AS per ton dan rapeseed oil (Dutch FOB) naik menjadi 1.606 dolar AS per ton dari 1.486 dolar AS per ton.
"Kenaikan harga minyak sawit mungkin disebabkan rendahnya stok awal bulan September yang hanya 3,4 juta ton, 1,1 juta ton lebih rendah dari stok awal Agustus," kata Mukti.