EKBIS.CO, Iit Septyaningsih, M Fauzi Ridwan
JAKARTA -- Harga minyak goreng masih tinggi di pasaran. Pemerintah pun mencari cara agar harga komoditas tersebut kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, langkah jangka pendek sudah dibicarakan antara produsen minyak goreng dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Produsen minyak goreng itu terdiri dari Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) dan Asosiasi Industri Minyak Nabati Indonesia (AIMNI).
"(Produsen minyak goreng) bekerja sama dengan Aprindo untuk menyediakan 11 juta liter minyak goreng dalam bentuk kemasan sederhana. Lalu dijual dengan harga di bawah pasar yaitu Rp 14 ribu per liter," ujar Oke Nurwan kepada Republika.co.id, Ahad (14/11).
Ia menyatakan, program tersebut akan segera direalisasikan dalam waktu dekat. Hanya saja, di beberapa toko ritel, minyak goreng kemasan seharga Rp 14 ribu per liter itu sudah mulai tersedia.
Sebelumnya, Oke Nurwan telah menegaskan pemerintah bakal memastikan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dijelaskan, harga minyak goreng tetap mengikuti mekanisme pasar.
"Saat ini harga minyak goreng sangat dipengaruhi pleh kenaikan harga CPO," kata dia. Pemerintah, lanjutnya, akan memantau sesuai harga acuan khusus bagi minyak goreng kemasan sederhana, sedangkan untuk kemasan lainnya tetap mengikuti mekanisme pasar.
Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung akan melaksanakan operasi pasar untuk menekan harga minyak goreng yang saat ini tinggi pada akhir November. Kegiatan tersebut melibatkan para ritel-ritel dengan sasaran masyarakat kurang mampu.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan harga kebutuhan pokok relatif stabil terkecuali minyak goreng yang mencapai Rp 18.000 per liter. Pihaknya sudah mengajak ritel-ritel di Bandung untuk menstabilkan harga minyak goreng melalui operasi pasar termasuk jelang hari Raya Natal dan tahun baru.
"Alhamdulillah baru hari kemarin ada kesepakatan dan dukungan dari ritel jadi Insya Allah akhir bulan ini kita akan mengadakan operasi pasar untuk minyak goreng ini, kita minyak goreng kemasan premium bukan yang curah," ujarnya, Sabtu (13/11).
Ia melanjutkan kegiatan operasi pasar dilakukan selama dua hari untuk masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu pihaknya akan berhati-hati saat menyelenggarakan operasi pasar agar tepat sasaran.
"Harga normal sekarang di toko ritel itu dari Rp 34 ribu hingga Rp 36 ribu. Rencananya kita akan jual nanti saat operasi pasar di Rp 28 ribu paling murah dan paling mahal Rp 30 ribu per dua liter," katanya.
Elly menuturkan masing-masing konsumen hanya diperbolehkan untuk membeli minyak goreng dua pieces. Pihaknya segera akan membahas terkait rencana pelaksanaan operasi pasar dan penentuan lokasi kegiatan tersebut.
"Terkait dengan sasaran dan di mana lokasinya, itu mohon maaf belum bisa saya sampaikan. Pelaksanaanya nanti dua hari 30 November dan 1 Desember," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan rencana kegiatan kepada Wali Kota Bandung, Oded M Danial. Sedangkan para ritel akan membahas terkait harga minyak goreng yang akan dijual ke masyarakat.