EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nercaca perdagangan Indonesia selama Oktober 2021 kembali mencatat surplus bahkan tertinggi sepanjang sejarah. Neraca perdagangan barang periode Oktober tembus 5,73 miliar dolar AS. Nilai tersebut naik dari surplus September 4,37 miliar dolar AS sekaligus melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada Agustus 2021 yang mencapai 4,75 miliar dolar AS.
"Surplus dagang ini merupakan yang tertinggi dari periode-periode sebelumnya," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11).
Margo mengatakan, capaian surplus dagang Indonesia kali ini merupakan yang ke-18 secara berturut-turut. Adapun komoditas utama yang menyumbang surplus dagang di antaranya bahan bakar mineral, lemak dan minak hewan nabati, serta besi dan baja.
Adapun negara mitra dagang Indonesia penyumbang surplus terbesar yakni perdagangan Amerika Serikat (AS) yang mencetak surplus 1,72 miliar dolar AS. Diikuti China surplus 1,3 miliar dolar AS, serta Filipina yang surplus 685,7 juta dolar AS.
Lebih detail, Margo menyampaikan, angka ekspor selama bulan Oktober lalu mencapai 22,03 miliar dolar AS. Ekspor tersebut naik 6,89 persen dibanding September 2021 (mtm) juga melonjak 53,35 persen dari Oktober 2020 (yoy).
Ekspor migas tercatat 1,03 miliar dolar AS naik 9,91 persen mtm juga meningkat 66,84 persen yoy. Adapun ada sektor non migas, ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan senilai 410 juta dolar AS atau naik 2,7 persen namun turun 3,32 persen.
Sementara itu, ekspor industri pengolahan tembus 16,07 miliar dolar AS. Meningkat 3,61 persen mtm juga naik 36,5 persen yoy. Ekspor pertambangan tercatat 4,35 miliar dolar AS, tumbuh 20,11 persen mtm dan melonjak hingga 190,57 persen yoy.
Lebih lanjut, nilai impor tercatat, 16,29 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat 0,36 persen mtm dan meningkat tajam 51,06 yoy.
Nilai impor migas tercatat 1,9 miliar dolar AS, naik 1,68 persen mtm juga meningkat 75,94 persen yoy. Di sektor impor non migas, impor barang konsumsi tercatat 1,59 miliar dolar AS, turun 11,17 persen mtm namun meningkat 53,45 persen yoy.
Selain itu, impor bahan baku mencapai 12,31 miliar dolar AS atau naik 1,77 persen mtm juga tumbuh 55,82 persen. Terakhir, impor barang modal mencapai 2,39 miliar dolar AS, nilai tersebut naik 1,92 persen mtm juga meningkat 29,41 persen yoy.