Rachmat melanjutkan bahwa dengan aplikasi GMS SIPGas yang terintegrasi, maka Subholding Gas Group semakin mudah dalam mengoptimalkan penyaluran gas dari setiap pasokan di jaringan yang sudah terintegrasi. Penyaluran gas ke industri-industri strategis juga semakin fleksibel, seperti pembangkit listrik, pupuk dan kilang, serta semakin mudah dalam memenuhi un-met demand pelanggan.
“Pencapaian digitalisasi pengelonaan gas bumi yang terintegrasi ini menjadi pembuktian bahwa inovasi di Subholding Gas diakui di level internasional melalui ajang ADIPEC. Apalagi ADIPEC merupakan konferensi yang dihadiri pemain dari sektor hulu, midstream dan hilir minyak dan gas bumi, serta proses digitalisasinya yang menjadi tren di dunia saat ini,” kata Rachmat.
PGN sebagai Subholding Gas di bawah Holding Migas Pertamina saat ini telah memiliki panjang jaringan 10.760 kilometer (km) yang merupakan 96 persen infrastruktur gas bumi di Indonesia. Dengan penyaluran di pipa transmisi sebesar 1.238 MMSCFD dan volume distribusi gas sebesar 873 BBTUD hingga September 2021.
Digitalisasi menjadi bagian dari upaya Subholding Gas dalam mengoptimalkan setiap peluang gas bumi melalui program gasifikasi kilang, pupuk, pembangkit listrik, industri, retail dan jargas, sektor maritim dan darat yang merupakan fokus perusahaan saat ini dan ke depan. Diharapkan, kedepannya juga dapat mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dengan bahan bakar gas bumi yang lebih ramah lingkungan sebagai bagian dari transisi energi di Indonesia.