Rabu 24 Nov 2021 01:56 WIB

Presiden: Kebutuhan Nasional Bisa Dipenuhi Petani Lokal

Gerakan penanaman jagung diharapkan tingkatkan produktivitas.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petani memanen jagung manis yang ditanam menggunakan metode tumpang sari. Presiden optimistis dengan semakin banyaknya petani lokal yang menanam jagung, kebutuhan jagung nasional bisa terpenuhi.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petani memanen jagung manis yang ditanam menggunakan metode tumpang sari. Presiden optimistis dengan semakin banyaknya petani lokal yang menanam jagung, kebutuhan jagung nasional bisa terpenuhi.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengikuti kegiatan tanam jagung pada hamparan seluas 1.000 hektare (ha) di Kelurahan Tolokota, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Presiden optimistis dengan semakin banyaknya petani lokal yang menanam jagung, kebutuhan jagung nasional bisa terpenuhi.

"Hari ini saya bersama Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati Jeneponto, dan para petani bersama-sama melakukan tanam jagung di areal seluas 1.000 hektare. Kebutuhan jagung nasional saat ini masih kurang, sehingga kita harapkan dengan semakin banyak petani taman jagung, produksi nasional bisa mencukupi," kata Jokowi dikutip dari Siaran Pers Kementerian Pertanian, Selasa (23/11).

Baca Juga

Jokowi berharap, gerakan penanaman jagung ini berdampak pada peningkatan produktivitas sehingga stok jagung nasional terjamin. Selanjutnya, diharapkan juga harga jagung dapat menguntungkan petani dan juga peternak ayam mandiri.

Ia pun berharap setiap hectare bisa menghasilkan 6 sampai 7 ton. Adapun dari seluruh Sulawesi Selatan diharapkan produksi jagung bisa mencapai 1,8 juta ton.

"Harga jagung saat ini sangat bagus, tadi kita tanya petani Rp 4.000 per kilogram. Kita terus jaga keseimbangan harga jagung dengan harga pakan, agar petani dan peternak sama-sama untung," tegas Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo optimistis dapat meningkatkan produksi jagung nasional. Saat ini pihaknya telah melaksanakan program peningkatan indeks pertanaman sehingga tanam bisa dilakukan hingga tiga kali per tahunnya.

"Upaya konkret yang kita dilakukan untuk tercapainya peningkatan indeks pertanaman ini yakni penambahan alat mesin pertanian untuk percepatan olah tanah dan tanam, penggunaan bibit unggul, penyediaan sumur bor dan terjaminya aliran air irigasi dari bendungan Karalloe, bahkan penyediaan fasilitas dana kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani," ungkapnya.

Perlu diketahui, saat ini indeks pertanaman jagung Kabupaten Jeneponto sebesar dua kali tanam setahun. Kementan pun terus mendorong sehingga pertanaman bisa menjadi tiga kali setahun. Jeneponto memiliki luas lahan jagung eksisting sebesar 70.052 hektare dengan produktivitas 6 sampai 7 ton per hektare sehingga diperoleh produksi jagung 280.000 ton.

Jika ditingkatkan indeks pertanaman nya menjadi 3 kali setahun dan luas lahan jagung bisa ditingkatkan menjadi 100.000 hektare, produksi yang diperoleh sebesar 400.000 ton.

"Dengan demikian, adanya peningkatan indeks pertanaman ini, memberikan tambahan produksi jagung sebesar 120.000 ton dan tambahan income Rp 540 miliar," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement