EKBIS.CO, JAKARTA -- Varian baru Covid-19, Omicron, disebut dapat menimbulkan sejumlah risiko bagi perekonomian global. Meski demikian, Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengatakan, dampaknya tidak akan sebesar saat kemunculan varian Delta.
"Omicron tentu bisa menimbulkan sejumlah risiko, tetapi menurut saya risikonya tidak akan separah varian Delta," kata Leo, Selasa (30/11).
Leo melihat dampak yang ditimbulkan dari varian baru ini kemungkinan minim karena kemunculannya bukanlah di negara dengan perekonomian besar. Varian Omicron pertama kali ditemukan di delapan negara Afrika Selatan, dimana kontribusi negara-negara itu terhadap perekonomian global sangat kecil.
Menurut Leo, lain halnya apabila varian Omicron ini ditemukan di negara dengan perekonomian terbesar di dunia seperti Cina dan Amerika Serikat. Dampaknya akan sangat bisa dirasakan oleh negara-negara lain seperti yang terjadi pada saat Covid-19 pertama kali ditemukan di China.
Di sisi lain, Leo melihat, negara-negara di dunia saat ini sudah lebih antisipatif karena sudah pernah menghadapi Covid-19 sebelumnya. Beberapa diantaranya sudah mengeluarkan kebijakan untuk mencegah masuknya virus. Indonesia menutup pintu masuk bagi orang asing yang mempunyai riwayat perjalanan mengunjungi wilayah Afrika Selatan.
"Jadi respons kebijakan yang diambil jauh lebih cepat dan antisipatif sehingga mengurangi ketidakpastian dan risiko," terang Leo.
Faktor lainnya yang membuat risiko varian Omicron menjadi minim yaitu tingkat vaksinasi yang terus meningkat baik di secara global maupun di Indonesia. Menurut Leo, vaksinasi menjadi salah satu faktor yang membuat dampak varian Omicron lebih minim dibandingkan varian Delta.
View this post on Instagram