EKBIS.CO, TOKYO -- Rencana Jepang untuk melepaskan sejumlah minyak dari cadangan strategisnya tetap tidak berubah meskipun harga minyak turun baru-baru ini, kata menteri industri Jepang Koichi Hagiuda, Jumat (3/12).Jepang sebelumnya telah berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara konsumen lainnya tentang rencana pelepasan sejumlah cadangan minyaknya.
Harga minyak global telah turun lebih dari 10 dolar AS (sekitar Rp 144 ribu) per barel sejak Kamis (2/12) lalu ketika berita pertama tentang virus corona varian Omicron mengguncang investor.
Pemerintah Jepang pekan lalu mengatakan akan melepaskan 'beberapa ratus ribu kiloliter' minyak cadangannya sebagai tanggapan atas permintaan AS, namun rincian dari rencana itu masih dibahas. Hal itu karena langkah pelepasan itu akan memerlukan beberapa perubahan dalam komposisi jenis minyak yang disimpan di cadangan nasional Jepang.
"Tidak ada perubahan rencana pelepasan minyak dari cadangan kami, karena penjualan akan dilakukan dengan perubahan jenis minyak yang telah kami rencanakan," kata Hagiuda.
"Untuk waktu pelepasan minyak, kami akan terus melakukan persiapan dengan tetap mencermati perkembangan pasar energi internasional," ujarnya.
Harga minyak naik setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mengejutkan pasar dengan tetap berpegang pada rencananya untuk meningkatkan produksi minyak secara perlahan. Namun, OPEC+ juga mengatakan akan meninjau penambahan pasokan minyak menjelang pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berikutnya.
"Kami percaya bahwa keputusan OPEC+ dibuat dengan tingkat pertimbangan tertentu untuk posisi negara-negara konsumen, tetapi ... kami akan terus mendesak negara-negara penghasil minyak untuk meningkatkan produksi," kata Hagiuda.
Jepang, bersama dengan Amerika Serikat, telah meminta produsen minyak untuk meningkatkan produksi minyak mentah agar dapat membantu menurunkan harga minyak. Gedung Putih pada Kamis (2/12) juga mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik keputusan OPEC+ untuk secara bertahap meningkatkan produksi minyak.
Namun, pihak Gedung Putih menambahkan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk melepaskan cadangan minyak mentah.