EKBIS.CO, JAKARTA-- Unit riset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yakni IEB Institute (Indonesia Eximbank Institute) mencatat ekspor mi instan Indonesia mengalami peningkatan termasuk ke pasar nontradisional. Pada 2020, total ekspor mi instan Indonesia sebesar 271,34 juta dolar AS atau meningkat 22,96 persen secara year on year (yoy) dari 2019 sebesar 220,7 juta dolar AS.
Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani mengatakan, data terkini menunjukkan nilai ekspor kumulatif Januari sampai September 2021 sebesar 185,04 juta dolar AS. Tercatat ekspor mi instan Indonesia 2020 sebagian besar ditujukan ke Malaysia sebesar 31,40 persen, diikuti Australia sebesar 9,84 persen, Singapura sebesar 4,70 persen, Amerika Serikat sebesar 4,51 persen, dan Timor Leste sebesar 4,25 persen.
Ekspor Indonesia ke lima negara tujuan tersebut pada 2020 tumbuh positif dan pada tren meningkat selama lima tahun terakhir (2016-2020). "Hal itu tercermin dari tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu atau mencerminkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang positif," ujar Rini, Kamis (9/12).
Berdasarkan pergerakan dan pengamatan data ekspor mi instan pada 2020-2021, terdapat sejumlah negara tujuan ekspor utama Indonesia yang mencatatkan adanya peningkatan permintaan mie instan dari Indonesia. Antara lain ke Timor Leste menjadi 9,78 juta dolar AS, Kamboja menjadi 7,75 juta dolar AS, Taiwan menjadi 6,42 juta dolar AS, Vietnam menjadi 3,29 juta dolar AS, dan Madagaskar menjadi 1,98 juta dolar AS.
"Destinasi ini merupakan pasar nontradisional sehingga memberikan sinyal bahwa peluang pasar ke depan semakin terbuka tidak hanya untuk mi instan tetapi produk makanan olahan lainnya," ucap dia.
Berdasarkan data Trade Map, Indonesia merupakan negara peringkat empat eksportir produk pasta (HS-Code 190230) dunia 2020 setelah China sebesar 17,55 persen, Korea Selatan sebesar 16,75 persen, dan Thailand sebesar 8,71 persen. Indonesia menguasai 7,48 persen pangsa ekspor produk pasta dunia. Ekspor produk pasta terbesar Indonesia pada 2020) berasal dari mie instan sebesar 88,49 persen, sisanya pasta jenis lainnya sebesar 11,12 persen, soun sebesar 0,27 persen, dan bihun sebesar 0,11 persen.
"Jadi dapat dikatakan bahwa mi instan dan produk pasta lainnya asal Indonesia memiliki cita rasa tersendiri kalangan penikmat mi maupun pasta di dunia," kata Rini.