Jumat 10 Dec 2021 22:56 WIB

Jokowi Bandingkan PNM Mekaar dengan Grameen Bank

Jokowi sebut nasabah PNM Mekaar telah mencapI 9,8 juta nasabah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo mengatakan Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) saat ini telah memiliki 9,8 juta nasabah. Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan PNM pada 2015 hanya sekitar 500 ribu usaha mikro.
Foto: ANTARA/BPMI-Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo mengatakan Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) saat ini telah memiliki 9,8 juta nasabah. Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan PNM pada 2015 hanya sekitar 500 ribu usaha mikro.

EKBIS.CO,  JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengatakan Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) saat ini telah memiliki 9,8 juta nasabah. Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan PNM pada 2015 hanya sekitar 500 ribu usaha mikro.

"PNM itu 2015 kita hanya bisa mengumpulkan 500 ribu usaha mikro, usaha ultra mikro yang pinjamannya Rp 3-5 juta, Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp3 juta sampai Rp 5 juta. Sekarang sudah nasabahnya sudah mencapai 9,8 juta," ujar Jokowi saat membuka acara Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia Tahun 2021, Jumat (10/12).

Jokowi pun membandingkan pencapaian Program Mekaar ini dengan Grameen Bank, organisasi kredit mikro di Bangladesh yang pendirinya meraih Nobel pada 2006. Jika dibandingkan raihan Grameen Bank saat mendapatkan Nobel yakni sebanyak 6,5 juta nasabah, maka Program Mekaar justru lebih banyak.

"Grameen Bank itu totalnya hanya 6,5 juta (nasabah), dia mendapatkan Nobel. Ini kita sudah 9,8 juta tapi nggak dapet Nobel," kata Jokowi yang kemudian disambut tawa hadirin.

Karena itu, Pemerintah akan terus melanjutkan Program Mekaar untuk para pelaku usaha mikro atau ultra mikro. Sebab, program ini membantu kelompok-kelompok usaha kecil dari kalangan rumah tangga yang tidak memperoleh bantuan usaha seperti bank maupun lembaga keuangan lainnya.

"Sistem ini sudah berkembang. Insyallah sampai 2024 akan mencapai target kita 20 juta. Tapi memang masih banyak karena usaha kecil, usaha mikro, usaha ultra mikro kita ada 64 juta," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengeluhkan minimnya akses permodalan bank-bank umum kepada usaha mikro, kecil dan menengah. Menurutnya, akses permodalan UMKM hanya diberi porsi 20 persen. Pemerintah pun pernah meminta agar porsi tersebut diperbesar menjadi 30 persen, namun urung terlaksana hingga saat ini.

"Kita maksa pun nggak bisa karena "Pak kami bekerja berdasarkan kalkulasi dan feasibility study yang semuanya terkalkulasi. Ga bisa bapak mendorong-dorong kami". Saya minta minim 30 persen saja, tapi naik dari 20. Ini pun masih tarik ulur tapi dipaksa ga bisa," ujar Jokowi.

"BRI mungkin bisa lebih dari 80 persen ke usaha kecil, usaha mikro, ultra mikro tapi kami nggak bisa yang lain, tetapi insyallah nanti dengan bank Syariah Indonesia (BSI) yang gede-gede yang dari kecil, tengah menjadi gede bisa dilayani dengan BSI," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement