Senin 13 Dec 2021 15:00 WIB

Strategi Holding Aviata Bangkitkan Pariwisata

Strategi inisiatif holding akan mendorong skema operatorship pada setiap klaster.

Rep: Muhammad Nursyamsi/Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung berfoto di pantai wisata Jawa-Hagu (JAGU), Kota Lhokseumawe, Aceh, Selasa (7/12). Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Aviata, atau InJourney Dony Oskaria mengatakan pemulihan pariwisata nasional pada masa adaptasi kebiasaan baru merupakan salah satu fokus Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata.
Foto:

Dony menyebut proses bergabungnya hotel-hotel BUMN dalam satu wadah berjalan secara bertahap dan ditargetkan 122 hotel BUMN akan berada di bawah HIN pada 2023.

"Selanjutnya kita bisa menjadi (jaringan hotel) nomor satu di Indonesia," kata Dony.

Wakil Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia Edwin Hidayat Abdullah pada 24 November lalu mengatakan holding sudah menetapkan sejumlah target persiapan yang harus dilakukan hingga akhir 2021. Edwin mengatakan, hingga akhir Desember 2021, holding akan fokus pada penataan organisasi dan kebijakan.

Tak hanya itu, Edwin menegaskan, hingga akhir 2021 ini juga akan fokus terhadap inklusi ITDC. Kementerian BUMN sebelumnya memang memetakan masuknya ITDC ke dalam holding pada tahap kedua. Pada kuartal IV 2021 akan dilakukan proses inbreng ITDC yang akan dilakukan jika penyertaan modal negara kepada ITDC sebagai persero sudah disetujui.

Edwin menambahkan begitu juga dengan proses tahapan lainnya yang ditargetkan bisa dilakukan hingga akhir 2021. “Kami menargetkan penyelesaian inbreng saham serta inisiasi program tourism development seperti misalnya World Superbike Mandalika, new year event, rebranding hotel, dan lain sebagainya,” ungkap Edwin.

Untuk target 2022, lanjut Edwin, holding pariwisata dan pendukung juga akan fokus pada penataan Taman Mini Indonesia Indah. Begitu juga dengan transformasi Sarinah menjadi Retail Management.

Holding pariwisata dan pendukung pada 2022 juga akan melakukan transformasi. “Ini termasuk transformasi bisnis HIN menjadi Travel Management dan Hotel Operator serta penataan bisnis portofolio anak perusahaan,” ujar Edwin.

Dengan adanya target tersebut, Edwin mengakui dalam pelaksanaanya bukan berarti tidak memiliki tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang harus dilewati yakni kondisi pandemi Covid-19.

 “Tantangan pada 2022 yaitu kondisi ketidakpastian terkait pemulihan Covid-19 di sektor pariwisata,” tutur Edwin.

Meskipun begitu, Edwin memastikan, holding tetap berkomitmen mendukung upaya pemerintah. Khususnya demi pemulihan pariwisata dan perekonomian nasional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement