Rabu 22 Dec 2021 22:12 WIB

21.344 Petani Naik Kelas Berkat Petrokimia Gresik

Petrokimia Gresik memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan offtaker

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia telah menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021, (ilustrasi).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia telah menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021, (ilustrasi).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia telah menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021, dengan luasan lahan yang digarap mencapai 19.421 Hektare (Ha) atau 121 persen dari target yang diamanahkan yaitu 16 ribu Ha.

Direktur Operasi & Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menjelaskan Program Makmur yang diinisasi oleh Pupuk Indonesia dan dijalankan oleh seluruh anggota holding, termasuk Petrokimia Gresik, merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budidaya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal.

Baca Juga

“Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian di berbagai komoditas yang kami garap, mulai dari tanaman pangan, perkebunan hingga hortikultura,” ujar Digna, Rabu (22/12).

Adapun Program Makmur yang dijalankan Petrokimia Gresik selama tahun 2021 menyasar komoditas padi (seluas 7.781 Ha), tebu (5.728 Ha), jagung (4.292 Ha), kelapa sawit (948 Ha), benih kangkung (532 Ha), bawang merah (50 Ha), tembakau (50 Ha), porang (35 Ha), dan melon (5 Ha).

“Mayoritas di Jawa Timur yang merupakan wilayah terdekat dengan perusahaan. Kemudian Jawa Tengah dan DIY, disusul Bali-Nusra, Jawa Barat, serta Sumatera,” imbuh Digna.

Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan offtaker untuk melindungi anjloknya harga hasil pertanian apabila dijual ke tengkulak, kemudian menggandeng pihak asuransi untuk melindungi petani dari potensi gagal panen, serta bekerja sama dengan pihak perbankan sebagai pemberi modal. Petrokimia Gresik sendiri berperan dalam menyuplai pupuk dan pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan melalui edukasi pemupukan berimbang dan layanan Mobil Uji Tanah.

“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, diharapkan kesejahteraan petani dapat terdongkrak dan tentunya stok pangan nasional juga terjaga,” tandasnya.

Digna menambahkan bahwa Program Makmur juga menjadi sarana edukasi bagi Petrokimia Gresik agar petani terbiasa menggunakan pupuk non-subsidi, mengingat alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah jumlahnya terbatas dibandingkan kebutuhan nasional. Sebagai bonusnya, penjualan pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik pun meningkat.

Tahun 2021, serapan NPK nonsubsidi dari Program Makmur mencapai 9.656 ton atau 201 persen dari target sebesar 4.800 ton, dan serapan Urea non-subsidi sebanyak 3.812 ton atau 119 persen dari target 3.200 ton. Selain itu juga adanya serapan pupuk non-subsidi ZA sebanyak 16.383 ton, SP-36 berjumlah 390 ton dan ZK 46 ton. Adapun total penjualan pupuk komersial atau non-subsidi dari Program Makmur Petrokimia Gresik mencapai 29.585 ton.

Kendati demikian, ada sejumlah kendala yang dihadapi Petrokimia Gresik dalam menjalankan Program Makmur, salah satunya adalah keterbatasan tenaga administrasi dan lapangan yang memiliki kualifikasi agronomis untuk kawalan lapangan.

“Untuk itu kami mengadakan sejumlah workshop sebagai jawaban atas permasalahan tersebut untuk memastikan kawalan lapangan Program Makmur berjalan optimal,” ujar Digna.

Diantaranya Workshop Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan distributor, kemudian Workshop Komoditi Tebu Provinsi Jawa Timur dengan PTPN X, XI RNI I dan Pabrik Gula Candi Baru, serta Workshop Tenaga Kawalan Lapangan Program Makmur Petrokimia Gresik.

Lebih lanjut Digna mengungkapkan bahwa target Program Makmur yang dipercayakan kepada Petrokimia Gresik di tahun 2022 meningkat menjadi 85 ribu Ha. Dimana untuk komoditas pangan (padi, jagung dan kedelai) seluas 40 ribu Ha, kemudian perkebunan (tebu dan kelapa sawit) seluas 37 ribu Ha, serta hortikultura (bawang merah, benih hortikultura, kentang dan cabai) seluas 8.000 Ha.

Salah satu upaya yang dilakukan Petrokimia Gresik untuk memenuhi target tersebut adalah dengan meluncurkan program Mangga Makmur. Yakni program pertanian terpadu yang mengintegrasikan Program Makmur dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pinjaman dana PUMK (Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil).

Saat ini Petrokimia Gresik tengah menggodok pengajuan dari dua lembaga pertanian yang nantinya akan didanai oleh CSR Petrokimia Gresik. Pertama, Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Mustika Manis dari Jawa Tengah, dengan total 450 petani dan lahan seluas 650 Ha, serta jumlah pembiayaan sebesar Rp 5,6 miliar. Kedua, Farmer Mitra Penangkaran Benih PT East West Seed Indonesia, dengan luas lahan 591 Ha, dan pembiayaan Rp 6,4 miliar.

“Berkaca dari realisasi tahun ini, kami optimistis target tahun 2022 juga bisa terlampaui. Semakin luas cakupan Program Makmur, semakin besar pula manfaat yang dirasakan oleh petani,” tutup Digna.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement