EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia terus memperluas program Makmur untuk mendampingi petani dalam meningkatkan produktivitas padi. Petani mengakui pendampingan yang diberikan terbuktk mampu meningkatkan produktivitas.
Ketua Koperasi Pandawa Putra Tani di Karawang, Ncum Nur Hidayat, menuturkan, program Makmur terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 2 ton per hektare. Ia mengatakan telah mengikuti program tersebut pada periode musim tanam sebelumnya dan produktivitas naik dari rata-rata 7 ton per hektare menjadi 9 ton per hektare.
"Saya sudah membuktikan sendiri ternyata produksinya bisa naik karena kita didampingi termasuk dalam penggunaan pupuk," kata Ncum kepada Republika.co.id, Kamis (23/12).
Ia menjelaskan, kebutuhan modal untuk penanaman satu hektare sawah sebesar Rp 10 juta. Sebanyak Rp 6 juta untuk kebutuhan benih, pupuk, serta prasarana lainnya sementara Rp 4 juta untuk kebutuhan pengolahan lahan.
Modal tersebut difasilitask oleh PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) anak usaha PT Pupuk Indonesia sehingga hasil panen padi diserap oleh PIP secara penuh. "Jadi enaknya di sini, sudah kita didampingi saat penanaman, hasil panennya dibeli," ujarnya.
Adapun harga jual gabah hasil dari program Makmur juga cukup menguntungkan. Ia mengatakan, dengan varieras Ciherang yang dipanen dalam waktu 110 hari, harga gabah kering panen berkisar Rp 4.500-Rp 4.700 per kilogram.
Adapun ke depan program Makmur akan menambah penggunaan teknologi internet of things dalam proses budidaya padi, salah satunya melalui drone yang disiapkan oleh PT Telkomsel (Persero).
Ncum optimistis drone akan membantu meningkatkan efisiensi biaya produksi padi. Sebab, dengan drone penebaran pupuk untuk luasan sawah satu hektare cukup dalam waktu 10 menit.
"Namun, para petani masih membutuhkan pendampingan intensif terkait penggunaan teknologi drone," kata dia.