EKBIS.CO, INDONESIA,–-Laju urbanisasi bergerak makin cepat selama satu dasawarsa terakhir. Pada tahun 2050, populasi dunia diprediksikan akan menyentuh sekitar 9,7 miliar. Dari jumlah itu, hampir 68 persen atau sekitar 6 miliar manusia, diproyeksikan tinggal di lingkungan perkotaan.
Namun demikian, menurut PBB, pembangunan infrastruktur belum sepenuhnya mampu mengakomodasi dampak dari dinamika urbanisasi yang berlangsung dengan cepat tersebut, belum termasuk isu lingkungan yang menyertai seperti banjir, kekeringan, hingga perubahan iklim akibat pemanasan global.
Kondisi ini membuat infrastruktur di perkotaan tidak lagi mampu menampung kebutuhan tersebut. Infrastruktur perkotaan terutama sistem yang berhubungan dengan tata kelola pengairan membutuhkan solusi baru yang fundamental guna mampu menjawab tantangan terkini dan masa depan terkait upaya merencanakan, membangun dan melakukan pemeliharaan kota. Untuk memecahkan masalah ini tak lagi bisa menggunakan cara-cara usang.
Freek Crum, President, Wavin APAC dalam keterangan tertulisnya Selasa (28/12) menyampaikan, perlunya solusi inovatif di bidang pembangunan dan infrastruktur pengairan di perkotaan. Perlunya komitmen dalam mengembangkan produk yang mendukung pembangunan sebuah kota menjadi layak huni dan menyenangkan bagi penghuninya, dengan misi utamanya adalah membangun lingkungan yang sehat dan berkesinambungan.
Tugas besarnya tercetus dalam empat hal yang menjadi pilar utama. Yakni membangun kembali sistem pembawa air dan membangun desain bangunan yang dapat memasok air minum bersih, mengamankan kebersihan dan sanitasi yang lebih baik, membantu kota menjadi tahan terhadap perubahan iklim, dan mengembangkan infrastruktur yang memiliki performa yang lebih baik."Wavin menempatkan Indonesia sebagai salah satu fokus sejak 35 tahun kehadiran perusahaan ini," kata Freek.
Komitmen ini diwujudkan dengan memperkenalkan serangkaian solusi yang dihadirkan secara khusus bagi pasar Indonesia dengan mengembangkan komponen berkualitas, memiliki tingkat keamanan tinggi, serta harga yang lebih terjangkau. " Ini kunci keberhasilan pembangunan Indonesia yang berkesinambungan sekaligus dalam memacu percepatan upaya pemulihan akibat pandemi,” katanya.
Sejak diperkenalkan kembali Wavin di Indonesia pada 2020 lalu, Wavin telah berhasil menggandeng lebih dari 40 distributor dan 6.000 toko yang tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Kehadiran Wavin di hampir semua provinsi terakselerasi dalam kurun waktu satu tahun akibat pandemi Covid-19.
Frank Simorangkir, Marketing Manager, Wavin Indonesia menuturkan, tahun ini pihaknya juga meluncurkan web shop bagi distributor untuk melakukan pembelian secara daring. Respon pelanggan sangat positif karena adopsi mencapai 100 persen oleh distributor. Bahkan, tercatat lebih dari 70 persen pendapatan penjualan selama 2021 diperoleh melalui web shop/daring. "Kami juga membuka kemitraan yang saling menguntungkan bagi semua pihak," katanya.