EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga minyak goreng di berbagai daerah di Indonesia masih tinggi. Belum tampak penurunan, kendati pemerintah telah melakukan upaya stabilisasi harga. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menjelaskan, usaha stabilisasi belum bisa berdampak langsung. Walau Operasi Pasar (OP) minyak goreng 11 juta dengan harga Rp 14 ribu telah dilakukan.
"Walaupun telah dilaksanakan melalui berbagai OP tidak akan dapat menurunkan harga minyak goreng. Hal itu karena kenaikan harga bukan karena spekulan tetapi lebih karena harga bahan baku yang naik," jelas Oke kepada Republika.co.id, Ahad (9/1/2022).
Ia melanjutkan, pemerintah berencana menyediakan minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 200 juta liter dengan harga Rp 14 ribu. "Ini lebih diarahkan untuk membantu masyarakat mendapatkan minyak goreng murah dan lebih mengendalikan harga supaya tidak menjadi liar," jelas dia.
Terkait rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang akan merilis minyak goreng buatan BUMN guna membantu menstabilkan harga, Oke tak menanggapi. "Silahkan tanya BUMN. Sekali lagi, harga hanya bisa turun jika harga CPO internasional turun," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, sekarang pemerintah masih melakukan Operasi Pasar (OP) untuk 11 juta liter minyak goreng di 47 ribu gerai pasar modern. Per 5 Januari 2022, OP sudah mencapai 4 juta liter.
"Jadi 7 juta liter on going dilaksanakan. Sore hari ini kita akan rapat untuk plan up hasil rapat kita sore ini," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Rabu (5/1/2022).
Rencananya, kata dia, Kementerian Perdagangan bakal menunjuk lima industri yang sudah siap dengan kemasannya. "Jadi kita akan mulai, mudah-mudahan produksi akan segera berlangsung tidak akan lebih lama dari awal minggu depan, mudah-mudahan akhir minggu ini sudah mulai," jelasnya.