EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, optimistis perhelatan MotoGP Indonesia Grand Prix di Sirkuit Mandalika pada Maret mendatang bakal memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pihaknya menaksir ajang tersebut bakal memberikan dampak ekonomi lokal hingga 30 persen.
"Taksiran kami, dari total investasi membuat sirkuit sampai mempersiapkan ini kami bisa mendapat satu dampak dari ekonomi lokal antara 20-30 persen," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1/2022).
Sandiaga menyampaikan, pemerintah pusat dan daerah akan turut mendukung perhelatan tersebut. Meskipun, agenda balap utama akan berlangsung pada 18-20 Maret 2022, namun akan banyak agenda sebelum, saat, dan setelah balap MotoGP digelar.
"Kita akan jual produk UMKM, bukan hanya dari Lombok tapi juga provinsi lain. Akan ada showcast pre-event, on-event, dan post-event. Komunitas otomotif juga akan berpartisipasi," kata dia.
Adapun, Kemenparekraf memproyeksi kunjungan wisatawan asing dan domestik selama perhelatan MotoGP Mandalika pada Maret mendatang akan mencapai 100 ribu orang. Potensi kunjungan itu melebihi dari total kapasitas penginapan yang tersedia di Pulau Lombok, NTB.
Sandiaga menjelaskan, dari proyeksi tersebut mayoritas merupakan wisatawan dalam negeri. Adapun 50 persen kemungkinan merupakan wisatawan asal NTB sehingga kekurangan akomodoasi saat ini tidak menjadi masalah.
"Akomodasi hotel dan penginapan di destinasi Lombok hanya 23 ribu unit per Desember 2021. Data yang kami kumpulkan dari asosiasi hotel di Mataram, kamar sudah terpesan 90 persen untuk MotoGP," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Senin.
Sandiaga mengatakan, di Mataram yang menjadi merupakan ibu kota NTB memiliki total 2.758 kamar hotel yang terdaftar dalam asosiasi. Adapun, tingkat okupansi hotel dipastikan akan mencapai 100 persen pada perhelatan MotoGP yang berlansung pada 18-20 Maret 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Melihat tingginya potensi kunjungan tersebut, Kemenparekrang mendorong agar sarana hunian pariwisata yang dibangun oleh Kementerian PUPR dapat segera tuntas dan dapat mengakomodasi para kunjungan wisatawan. "Ada 300 sarana hunian atau homestay yang sedang disertifikasi CHSE," katanya.