EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah emiten perbankan BUMN gencar melakukan transformasi digital. Equity Analist Sinarmas Sekuritas Aryana Paramita mengatakan langkah bank pelat merah tersebut dapat mendukung pertumbuhan kredit pada 2022 sehingga akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham masing-masing perusahaan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah mengembangkan sejumlah aplikasi super Apps untuk meningkatkan produktivitas pinjaman, salah satunya BRISpot. Selain itu, integrasi holding Ultra Mikro (UMi) dengan platform digitalnya, UMi Corner, juga berpotensi mendongkrak pertumbuhan kredit BBRI sebagai induk holding.
"Kami percaya holding dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan database yang ada. Dengan dukungan dari perbankan digital, ekosistem ultra mikro akan terbangun dengan baik," kata Aryana dalam risetnya dikutip Ahad (16/1).
Secara umum, penyaluran kredit BBRI hingga kuartal III 2021 sudah mencapai target yang ditetapkan perseroan yaitu tumbuh 6,1 persen. Dengan konsolidasi holding UMi yabg terdiri dari BBRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero), Aryana memperkirakan penyaluran kredit BBRI bisa tumbuh menjadi 10,2 persen pada 2022.
Selain itu, Aryana menilai, prospek BBRI akan tetap positif didukung pertumbuhan laba yang kuat. Aryana memperkirakan laba bersih BBRI akan tumbuh 21 persen pada tahun ini dengan angka NPL stabil di level 3,2 persen. Meski demikian, penerapan sistem pembayaran BI Fast dinilai akan berdampak terhadap kinerja pendapatan BBRI.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga telah menyusun Rencana Peta Jalan Digital. Eksosistem perumahan atau KPR berbasis digital yang dikembangkan perseroan dinilai akan mendukung posisi perseroan sebagai pemain terdepan dalam menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"BBTN juga mulai menyalurkan kredit terkait perumahan UMKM melalui portal web BTN Properti. Ini didukung oleh digiKu (Digital Kredit UMKM), program pemerintah yang melibatkan Bank BUMN untuk mendukung aplikasi pinjaman online," kata Aryana.
Transformasi digital juga akan berdampak positif terhadap kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kepala riset Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardi, mengatakan upaya perseroan mengintegrasi ekosistemnya dengan digitalisasi merupakan langkah yang tepat.
"Kami berpendapat upaya digitalisasi yang agresif, yang ditandai dengan penurunan Beban Operasional Bersih, berpotensi meningkatkan profitabilitas dan skalabilitas Perseroan di masa depan," kata Robertus melalui risetnya.
Sementara bank digital lainnya masih berupaya untuk memperoleh 1-5 juta pelanggan dalam 1-5 tahun ke depan, emiten dengan kode saham BMRI ini telah mengakuisisi 30 juta pelanggan individu per September 2021. Langkah ini akan mendukung perseroan untuk menangkap peluang yang lebih besar di segmen perbankan ritel.
BMRI baru-baru ini juga meluncurkan aplikasi Kopra by Mandiri dan Livin' by Mandiri baru untuk sepenuhnya mendigitalisasi layanan yang tersedia untuk masing-masing pelanggan korporat dan ritelnya. Kehadiran dua platform digital ini diyakini dapat mendukung kinerja perseroan.
Robertus melihat BMRI akan memainkan peran kunci dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, mengingat Perseroan aktif berinvestasi di beberapa startup teknologi melalui anak perusahaannya, Mandiri Capital. Selain Bukalapak Tbk, beberapa portofolio investasi terkenalnya adalah GOTO, LinkAja, Amartha, Investree, dan Koinworks.
Langkah transformasi digital juga akan ditempuh oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk. Emiten bersandi saham BBNI ini akan mengakuisisi bank kecil dengan modal maksimal sebesar Rp3 triliun untuk ditransformasi menjadi bank digital serta bermitra dengan ekosistem digital lebih kuat dan berpengalaman dalam meningkatkan skalabilitas.
Di samping itu, Robertus mengatakan, kinerja BBNI juga akan didukung oleh kehadiran BNI Xpora. Solusi digital untuk UKM ini dinilai akan mendukung perseroan dalam memainkan peran kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan nilai ekspor Indonesia. Dalam tiga bulan sejak diluncurkan, BNI Xpora yang telah menyalurkan pinjaman hingga Rp 1,06 triliun kepada eksportir UKM.