Bobby menjelaskan setiap BUMN yang tergabung di dalam holding industri pertahanan memiliki fokus yang beragam seperti Len Industri yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare; PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi; PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO; PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO; serta PT Dahana (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.
Bobby menyampaikan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Holding BUMN Industri Pertahanan ini terus melaju. Selain persiapan memenuhi kebutuhan eksternal, upaya pembentukan soliditas internal juga terus dilakukan.
"Sejak 1 Juli 2020, core values Akhlak menjadi identitas dan perekat budaya kerja BUMN yang menjadi dasar pembentukan karakter SDM di lingkungan BUMN, termasuk juga di BUMN Industri Pertahanan. Hal ini didukung dengan penerapan praktek tata kelola perusahaan yang lebih baik," kata Bobby.
Akhir 2021 lalu, Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia perlu ditunjang industri pertahanan yang kuat. Menurut Prabowo, sifat pertahanan Indonesia adalah rakyat semesta, yakni penduduk di pulau dan komunikasi melalui laut serta udara. Dia menuturkan, tanpa kekuatan maritim yang kuat, Indonesia tidak mungkin memiliki pertahanan kuat.
Prabowo menerangkan, tujuan negara adalah melindungi segenap tumpah darah. Artinya, sektor pertahanan tidak boleh diabaikan. Dia menyebut, sebagai contoh negara kaya, jika sistem pertahanannya tidak kuat maka akan diinjak-injak dan kekayaannya dirampas oleh negara lain.
"Untuk itu, ke depan pertahanan akan lebih kita tingkatkan. TNI AL harus kuat dengan kapal-kapal perangnya, TNI AU dengan pesawat-pesawatnya dan kekuatan TNI AD harus semakin bertambah kuat," tutur Prabowo.