EKBIS.CO, NEW DELHI -- Perekonomian India diproyeksikan akan tumbuh 8 hingga 8,5 persen pada tahun fiskal yang berawal pada 1 April mendatang. Prediksinya ini menandakan kuatnya pemulihan ekonomi pandemi Covid-19 India.
Proyeksi ini dicantumkan dalam survei ekonomi tahunan India yang dirilis Senin (31/1/2022). Satu hari sebelum Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman mempresentasikan anggaran nasional pada tahun fiskal 2022-2023.
Survei juga memprediksi perekonomian India berkembang dengan kecepatan tahun 9,2 persen per tahun. Sehingga perekonomian terbesar ketiga di Asia itu menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat setelah mengalami kontraksi 7,3 persen pada tahun sebelumnya, performa terburuk dalam 40 tahun terakhir.
Di hampir semua indikator menunjukkan dampak ekonomi wabah virus korona varian Delta tahun lalu "jauh lebih kecil dibandingkan yang dialami selama tahap penguncian di 2020-2021 walaupun dampak kesehatannya lebih buruk."
Sektor pertanian akan mengalami pertumbuhan terbaik lalu diikuti sektor manufaktur, pertambangan dan konstruksi. Perekonomian India akan tumbuh sebesar 8,4 persen per tahun pada kuartal Juli-September. Setelah mengalami kontraksi 7 persen di periode yang sama tahun lalu.
Ekonomi didukung tingginya angka vaksinasi yang membantu pengusaha membuka kembali bisnis dan terbukanya permintaan yang sempat tertutup selama berbulan-bulan karena peraturan pembatasan sosial. Kini hampir setengah dari sekitar 1,4 miliar populasi India sudah divaksin lengkap. Sekitar 20 persen yang menunggu vaksinasi kedua.
Beberapa kelompok rentan mulai menerima vaksin booster pada Januari. Tapi belum ada memberikan pernyataan resmi booster untuk masyarakat umum.
Varian Omicron mendorong angka kasus infeksi tapi pekan lalu pemerintah mengatakan terdapat tanda-tanda kasus positif di beberapa daerah mungkin akan stabil. Mereka memperingatkan kasus infeksi di beberapa negara bagian masih merangkak naik.
Ibukota New Delhi telah melonggarkan beberapa peraturan pembatasan sosial. Kini restoran, bar dan bioskop diperbolehkan mengoperasikan setengah kapasitasnya.
Pakar memperingatkan bila sejumlah negara bagian melonggarkan peraturan pembatasan sosialnya maka angka kasus positif dapat kembali melonjak. Meski ekonomi mulai bangkit tapi beberapa gelombang wabah menghancurkan sektor informal dan layanan berbasis kontrak seperti restoran, hotel, ritel dan pariwisata.
Data lembaga think tank Center for Monitoring Indian Economy menunjukkan angka pengangguran bulan Desember lalu mencapai hampir 8 persen. Tertinggi dalam empat bulan.