EKBIS.CO, SURABAYA -- PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat arus peti kemas sepanjang 2021 sebanyak 10.973.567 TEUs. Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 10.208.492 TEUs.
Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan, berdasarkan catatan tersebut, realisasi arus peti kemas sepanjang 2021 mencapai 107 persen. Widyaswendra mengatakan, arus peti kemas tersebut merupakan arus konsolidasi dari 15 terminal peti kemas dan 6 anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan.
Lima belas terminal peti kemas tersebut adalah TPK Belawan, TPK Perawang, TPK Semarang, TPK Nilam (Surabaya), TPK Banjarmasin. Selanjutnya TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Bitung, TPK Kendari, Makassar New Port, TPK Makassar, TPK Kupang, TPK Ambon, TPK Sorong, dan TPK Jayapura.
Sementara enam anak perusahaan yakni PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Kaltim Kariangau Terminal, dan PT Prima Terminal Petikemas. "Arus peti kemas tersebut arus yang tercatat dalam kurun waktu satu tahun di terminal peti kemas yang akan dikelola oleh SPTP pada tahun 2022 ini," kata Widyaswendra di Surabaya, Selasa (1/2/2022).
Widyaswendra melanjutkan, perseroan menargetkan arus peti kemas pada 2022 sebanyak 11.641.285 TEUs. Ia pun optimistis target dapat tercapai seiring sejumlah pembenahan di terminal peti kemas. Pembenahan meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja dan juga TKBM, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.
Perseroan berencana mulai mengelola dan mengoperasikan 15 terminal peti kemas dan enam anak perusahaan secara bertahap sepanjang 2022. Sebelumnya, pada 1 Januari 2022, SPTP secara resmi melakukan pengoperasian TPK Nilam di Surabaya.
Selanjutnya, pada 3 Januari 2022, perseroan menerima pelimpahan saham atas 6 anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Pada 1 Februari 2022, SPTP akan kembali mengoperasikan 3 terminal yakni TPK Belawan, TPK Banjarmasin, dan TPK Semarang.
"Standardisasi yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang selanjutnya akan berdampak pada jumlah kunjungan kapal ke terminal, dengan demikian arus peti kemas juga akan meningkatkan," kata dia.
Pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Saut Gurning menyambut baik pengoperasian terminal peti kemas dalam satu entitas subholding PT Pelindo Terminal Petikemas. Ini akan mempermudah proses perencanaan dan koordinasi sehingga setiap terminal memiliki keseragaman. Standardisasi dan kesamaan proses bisnis menjadi satu perhatian yang harus segera diselesaikan oleh perseroan.
"Kinerja operasional juga perlu ditingkatkan, agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas, sehingga tujuan menekan biaya dan meningkatkan kinerja logistik dapat tercapai," kata dia.