EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, komoditas minyak goreng yang mendapat sorotan masyarakat luas akibat tingginya harga di awal nyatanya hanya memiliki andil kecil terhadap inflasi.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menuturkan, minyak goreng selama Januari 2022 hanya menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen. Margo mengatakan, angka andil inflasi itu memang tidak sebesar dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Adapun pada Desember 2021, minyak goreng tercatat memberikan andil inflasi hingga 0,08 persen. BPS pun menilai, andil inflasi yang semakin kecil itu merupakan dampak dari sejumlah kebijakan pemerintah untuk stabilisasi harga minyak goreng, khususnya yang berbasis sawit.
"Begitu pemerintah menerapkan kebijakan, lambat laun makin kesini pengaruhnya semakin sedikit. Pasar-pasar juga sudah banyak yang menggunakan harga acuan Rp 14 ribu per liter," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Meski begitu, BPS tak menampik harga minyak goreng di berbagai wilayah juga masih terdapat yang tinggi. Itu sebabnya, komoditas tersebut tetap masih berpengaruh kepada inflasi.
"Dalam catatan kami masih ditemui beberapa (harga tinggi) tapi tidak banyak. Jadi masih berpengaruh ke inflasi," ujar Margo.
Sebagai informasi, komoditas pangan yang paling dominan memberikan andil inflasi di bulan lalu di antaranya daging ayam ras 0,07 persen, diikuti ikan segar dengan andil 0,06 persen, dan beras juga memberikan andil 0,03 persen.
Ketiga komoditas itu masuk dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang secara umum mengalami inflasi 1,17 persen dan memberikan andil 0,30 persen.