EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menyampaikan, terdapat dua komoditas yang mulai mengalami kenaikan harga yakni gula dan bawang. Selain itu, ada lima komoditas pangan lainnya yang menjadi sorotan Kemendag agar potensi lonjakan harga dapat diminimalisasi.
"Secara umum, harga barang kebutuhan pokok relatif stabil, komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan dibanding bulan lalu yakni gula dan bawang merah," kata Oke kepada Republika.co.id, Ahad (13/2/2022).
Ia menjelaskan, kenaikan harga gula disinyalir akibat belum dimulainya musim giling tebu tahun dan diperkirakan baru akan mulai awal Juni 2022. Selain itu, diindikasikan stok gula di pelaku usaha mulai menurun karena memenuhi permintaan pada saat masa Natal dan Tahun Baru 2022 lalu.
Oke mengatakan, untuk mengantisipasinya, pemerintah telah melakukan percepatan pemasukan dan produksi gula impor menjelang Ramadhan. Tercatat, realisasi impor hingga 7 Februari sebesar 123 ribu ton dari total Persetujuan Impor (PI) gula yang diterbikan sebanyak 1,08 juta ton.
Adapun, kenaikan bawang merah dinilai merupakan penyesuaian menuju harga normal. Sebab, para petani sebelumnya sempat mengalami kejatuhan harga saat masa panen raya. Di sisi lain, faktor cuaca juga mennganggu produksi hasil panen dan menganggu pergerakan harga.
"Sebagai upaya mitigasi, Kemendag mendorong pemanfaatan fasilitas sistem resi gudang di daerah sentra produksi Brebes dan mendorong peningkatan pasar lelang komoditas," kata dia.
Baca juga: PLN Siapkan Sistem Listrik Berlapis Agar tak Byar-Pet di Sirkuit Mandalika
Lebih lanjut, Oke menambahkan, ada lima komoditas pangan lainnya yang perlu perhatian. Di antaranya, beras, minyak goreng, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Oke mengatakan, diperkirakan harga beras hingga Puasa dan Lebaran tahun ini realtif stabil. Namun, dengan cacatan stok cadangan beras di Bulog cukup dengan batas di kisaran 1 hingga 1,5 juta ton.
"Sementara untuk minyak goreng, pasokan ke ritel modern dan pasar tradisional belum merata dan kebijakan HET belum optimal di pasar tradisional," kata dia.
Menurut Oke, Kemendag telah berkoordinasi dengan para ekspotir CPO untuk segera melakukan pendistribusian kuota 20 persen khususnya ke wilayah Indonesia Timur.
Lebih lanjut untuk komoditas daging sapi, hingga kini harga masih di atas harga acuan sebesar Rp 105 ribu per kg. Peemrintah telah melakukan percepatan pengadaan daging beku impor sebagai penyeimbang.
Adapun untuk daging dan telur ayam ras, Kemendag menilai mulai ada kecenderungan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan. Oke mengatakan, Kemendag terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mencegah adanya penurunan pasokan.