EKBIS.CO, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat kondisi keuangan perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan yakni dengan menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I. Sukuk tersebut dibagi menjadi dua tahap yaitu pada September 2021 dan Januari 2022 dengan total penerbitan sebesar Rp 2,83 triliun. Begitu juga dengan obligasi oversubscribed 2,8 kali penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi II.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, dengan upaya tersebut Hutama Karya berhasil menurunkan tingkat rata-rata bunga pinjaman. “Kami berhasil melakukan reprofiling pinjaman jasa konstruksi dari pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang dengan tenor maksimum tujuh tahun,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (15/2/2022).
Dia menjelaskan, pinjaman tersebut digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan dalam mendukung target rencana jangka menengah. Khususnya untuk menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Budi menambahkan, Hutama Karya juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dalam menyukseskan Pembangungan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). “Hal ini terbukti pada 2021 pemerinyah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 25,2 triliun yang terealisasi dalam tiga tahap,” jelas Budi.
Dengan begitu, Busi memastikan total kumulatif PMN diterima Hutama Karya saat ini sebesar Rp 52,3 triliun. Selanjutnya, saat peresmian Tol Binjai-Stabat, Kemwnterian Keuangan juga berencana akan kembali memberikan PMN pada tahun ini kepada Hutama Karya sesuai RAPBN 2022 sebesar Rp 23,85 triliun yang akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS.
Budi menuturkan, saat ini keberadaan JTTS tidak hanya mampu mempersingkat jarak tempuh antar daerah di Sumatra. Jalan tol tersebut juga mampu menurunkan biaya logistik dengan rata-rata penurunan sebesar 24,22 persen dan menyerap tenaga kerja disekitar JTTS.
Kerja sama INA
Pada saat yang sama, Hutama Karya juga akan menjajaki kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Wakil Direktur Utama Hutama Karya Aloysius Kiik Ro mengatakan kerja sama tersebut terkait tiga ruas JTTS untuk pemenuhan kebutuhan investasi.
Sesuai dengan program transformasi perusahaan dan memperbaiki kesehatan keuangan BUMN Karya, Kementerian BUMN jga saat ini membentuk Tim Project Management Office (PMO) Percepatan Perbaikan Kesehatan Keuangan BUMN Sektor Konstruksi dan Jalan Tol. “Tim ini beranggotakan dan melibatkan jajaran Direksi dari enam BUMN Karya,” kata Aloysius.
Baca juga: IHSG Ijo Royo-Royo, Ini Lima Saham yang Paling Banyak Diincar Investor Asing
Aloysius mengatakan dalam merealisasikan hal tersebut dibentuk beberapa Sub PMO, salah satu Sub PMO adalah Sub PMO Spesialisasi. Sia menuturkan, setiap BUMN Karya memiliki segment champion masing-masing dan Hutama Karya menjadi champion pada segment Roads and Related Building.
Selain itu, Sub PMO lainnya yakni Financial and Risk Policy, Financial Dashboard, Core Competency. dan Asset Recycling Property. “Diharapkan PMO ini dapat memberikan dampak positif bagi nilai ekonomi dan nilai sosial untuk mencapai pertumbuhan infrastruktur serta mendorong sistem manajemen perusahaan yang lebih baik,” ujar Aloysius.
Sepanjang 2021 hingga awal 2022, Hutama Karya berhasil menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan beberapa proyek infrastruktur jasa konstruksi lainnya. Beberapa diantaranya menyelesaikan konstruksi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Medan – Binjai seksi 1 (Tanjung Mulia – Marelan) sepanjang 4,2 kilometer, Ruas Sigli – Banda Aceh seksi 3 (Jantho – Indrapuri) sepanjang 16 kilometer, dan Ruas Binjai - Langsa Seksi 1 Binjai Stabat sepanjang 11,8 kilometer sehingga total Jalan Tol Trans Sumatra yang beroperasi sepanjang 542,8 kilometer.
Sementara total panjang ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi sepanjang ±519 Km meliputi Tol Sigli – Banda Aceh (44 Km), Tol Kisaran – Indrapura (48 Km), Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 Km), Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (121 Km), Tol Padang – Sicincin (37 Km), Tol Pekanbaru – Pangkalan (64 Km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 Km) dan Tol Stabat – Pangkalan Brandan (44 Km)
Selain Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya juga berhasil merampungkan Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada Juni 2021. Kemudian pada Juli 2021, terdapat proyek pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-2 di Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
Hutama Karya mencatat nilai kontrak konstruksi sepanjang 2021 mencapai Rp 11,47 triliun. Kontrak tersebut meliputi Kerjasama Operasional (KSO) sebesar Rp 4,70 triliun dan Non-KSO sebesar Rp 6,77 triliun. Selain itu per september 2021 EBITDA perusahaan meningkat 36,7 persen dan ekuitas perusahaan tumbuh hingga 13,1 persen.