Jumat 18 Feb 2022 10:03 WIB

Survei: Kartu Kredit dan Paylater Jadi Andalan Anak Muda Belanja Cicilan

Kartu kredit dan paylater kebanyakan untuk membeli fesyen, pulsa, dan gadget.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Generasi muda Indonesia ternyata doyan belanja menggunakan kartu kredit dan paylater di tengah pandemi Covid-19. Dua alat pembayaran yang memudahkan mereka membeli kebutuhan dan keperluan.

Fakta ini berdasarkan Survei Perilaku Keuangan Generasi Z dan Y atau Milenial yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) pada 6-12 September 2021. Survei tersebut dilakukan menggunakan metode online survey terhadap 5.204 responden berusia lebih dari 15 tahun dan mengakses internet.

Hasil survei menunjukkan, untuk belanja cicilan, anak muda Indonesia lebih memilih pakai paylater dan kartu kredit. Masing-masing sebanyak 13,8 persen dan 7,6 persen responden.

Sementara untuk pembayaran tunai, generasi Z dan Y masih menggandrungi dompet digital atau e-wallet dalam melakukan transaksi. Jumlahnya mencapai 67,8 persen responden.

Baca Juga: 3 Tipe Orang yang Cocok dan Tidak Cocok Menggunakan Paylater

 

Paling Banyak Dipakai Buat Belanja 5 Barang Ini

kartu kredit

Kartu kredit dan paylater untuk belanja cicilan

Dalam survei KIC, kebanyakan generasi Z dan milenial memakai kartu kredit dan paylater untuk membeli fesyen, pulsa, dan gadget.

Belanja fesyen dan aksesoris (baju, celana, sepatu) sebanyak 48,5 persen responden, pembelian pulsa oleh 45,5 persen responden, serta sebanyak 44,8 persen responden menggunakan kartu kredit dan paylater untuk borong gadget.

Jika dibedah lagi, rupanya generasi Z paling hobi belanja produk fesyen dengan cicilan kartu kredit dan paylater. Jumlahnya 61 persen responden. Baru disusul belanja pulsa (56,6 persen), gadget (24,4 persen), barang elektronik (22 persen), makanan (23,9 persen), serta lainnya (4,9 persen).

Sementara generasi milenial paling banyak menggunakan kartu kredit dan paylater untuk membeli gadget, seperti smartphone, dan lainnya sebesar 49 persen responden. Untuk belanja fesyen (46,4 persen), pulsa (42,6 persen), produk elektronik (44 persen), makanan (27,7 persen), dan lainnya (9,6 persen).  

Jadi Penolong Keuangan di Masa Pandemi

Paylater

Paylater dan kartu kredit menjadi penolong di masa pandemi

Di masa pandemi, saat situasi keuangan sulit, belanja dengan metode cicilan sangat diandalkan. Bisa beli sekarang, bayar belakangan atau bulan depan, sehingga tak perlu risau kehabisan uang saat itu.

Pembayaran dengan kartu kredit dan paylater rupanya mampu menjadi penyelamat saat terhimpit masalah keuangan. Dari hasil survei, sebanyak 30% responden generasi milenial dan gen Z mengalami kondisi keuangan memburuk selama pandemi.

Pemburukan tersebut terjadi akibat pendapatan usaha menurun sebanyak 38,2% responden, dan terkena PHK dialami 22,9% responden. Membengkaknya pengeluaran kesehatan 16,9% responden, yang kena pemotongan gaji ada 12,5% responden, serta kerugian investasi 7,2% responden.

Namun demikian, banyak juga anak muda yang keuangannya masih stabil. Persentasenya 44,6% responden. Dan keuangan 22,3% responden justru membaik semasa pandemi.

Baca Juga: Tips Atur Gaji dengan Metode 50:30:20 Biar Bisa Investasi

Tetap Alokasikan Dana untuk Bayar Tagihan atau Cicilan

Pembayaran kartu kredit

Generasi milenial dan gen Z tetap mengalokasikan dana untuk bayar cicilan

Lalu bagaimana cara generasi milenial dan generasi Z mengatur keuangannya? Kedua generasi ini sama-sama mengalokasikan anggaran khusus untuk pengeluaran tetap atau wajib, seperti sewa rumah, membayar tagihan atau cicilan utang. Walaupun urutan atau prioritasnya berbeda.

Jika generasi milenial di kelompok usia 23-38 tahun, akan mengalokasikan anggaran untuk pengeluaran tetap terlebih dahulu dibanding membeli barang yang dibutuhkan. Sedangkan generasi Z di rentang usia 15-22 tahun, malah kebalikannya gen milenial.

Kebutuhan membayar tagihan rutin, seperti cicilan kredit memang menempati peringkat pertama pengeluaran bulanan yang memerlukan dana paling besar. Setelah itu, baru pengeluaran bahan makanan dan belanja komunikasi, seperti pulsa dan internet.

Itu terjadi pada kalangan milenial. Kalau gen Z berbeda, belanja komunikasi justru pengeluaran yang butuh dana paling besar. Walaupun alokasinya hampir berimbang dengan belanja makanan dan bayar tagihan.

Namun merujuk pada hasil survei, kedua generasi ini tetap mengalokasikan anggaran untuk membayar tagihan atau cicilan kredit setiap bulan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengumpulkan Dana Pensiun yang Benar?

Tabungan vs Investasi

Menabung dan Investasi

Menabung vs Investasi

Perilaku pengelolaan keuangan lainnya pada kaum milenial, sebanyak 58% responden jarang hingga tak pernah menyisihkan bujet khusus untuk menabung. Pun dengan gen Z yang mencapai 56,6% responden.

Dalam alokasi dana kebutuhan rutin bulanan, gen Z menempatkan tabungan dan dana darurat di posisi keempat sebagai pengeluaran yang butuh dana paling besar. Sementara investasi ada di urutan ketujuh.

Generasi milenial lebih cenderung menghabiskan uang untuk investasi. Setelah itu, baru alokasi dana untuk tabungan.

Hampir 40% responden mengaku sudah menyisihkan penghasilan untuk menabung. Alokasinya 1% sampai 20% dari penghasilan sebulan. Namun, tabungan yang dipersiapkan hanya cukup untuk hidup 3 bulan ke depan.

Anak muda Indonesia memang sudah melek investasi. Sebanyak 66,7% responden menilai investasi sangat penting. Adapun 3 jenis investasi pilihan milenial dan gen Z, yaitu investasi emas (58,5%), investasi tanah (56,7%), dan investasi properti (41,7%).

Untuk investasi saham atau pasar modal, peminatnya 14,5% responden, mata uang kripto 7,8% responden, investasi reksadana 7,2% responden, dan trading forex 5,7% responden.

Jadilah Anak Muda yang Bijak Mengelola Uang

Katanya sih milenial dan generasi Z memiliki gaya hidup konsumtif. Terlepas benar atau tidaknya, itu semua kembali pada pribadi masing-masing orang.

Belanja konsumtif sebenarnya tidak masalah. Yang jadi masalah jika belanja tersebut tidak bisa dikontrol atau dikendalikan. Sudah pasti keuangan bakal morat marit.

Jika sejak awal kamu sudah merencanakan pengelolaan anggaran dengan baik, membaginya ke dalam pos-pos pengeluaran, dan disiplin menerapkannya, maka keuangan akan tetap stabil.

Baca Juga: 5 Pengeluaran Tahunan yang Menguras Dompet dan Tabungan

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement