EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) mendapatkan peringkat BBB dari Pefindo. Peringkat yang sama juga disematkan untuk obligasi yang diterbitkan Perseroan pada 2021 sebesar Rp 491 miliar dan akan jatuh tempo pada 27 Mei 2022.
Pefindo mempertahankan pandangan negatif untuk Peringkat Perusahaan mengantisipasi penurunan tingkat dukungan dari sang induk usaha, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). Hal ini menyusul rencana ADCP melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada Februari 2022.
Meski ADHI akan tetap menjadi pemegang saham pengendali untuk kepemilikannya atas ADCP setelah IPO, persentase kepemilikan yang lebih rendah dan masuknya pemegang saham baru dinilai dapat membatasi fleksibilitas ADHI dalam memberikan pinjaman kepada anak usahanya tersebut.
"Jika ternyata ADCP tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas ini, kami berpandangan ADCP mungkin menghadapi risiko pembiayaan kembali yang tinggi dalam jatuh tempo utang yang akan datang, mengingat fasilitas pinjaman pemegang saham dianggap sebagai salah satu sumber pendanaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya," kata analis Pefindo Kresna Piet Wiryawan dan Aryo Perbongso dikutip Jumat (18/2).
Pefindo juga mengantisipasi struktur permodalan yang lebih agresif. Hal ini lantaran Perseroan berencana untuk mengeluarkan belanja modal (capex) yang cukup besar dalam waktu dekat yang dibiayai oleh pendanaan eksternal.
Obligor dengan peringkat BBB memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Namun, kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini cenderung melemahkan kapasitasnya untuk memenuhi keuangannya komitmen.
Sementara Peringkat Perusahaan mencerminkan dukungan yang kuat dari ADHI, pasar captive dari komuter LRT dengan pengembangan berorientasi transit (TOD) konsep, dan kualitas aset yang baik. Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dan proteksi arus kas yang lemah, pendapatan berulang yang terbatas, dan kerentanan terhadap perubahan kondisi makroekonomi.
Peringkat dapat diturunkan jika dukungan induk usaha melemah dalam waktu dekat. Peringkat juga dapat diturunkan jika ADCP menambah utang di luar proyeksi dan jika pendapatan atau EBITDA lebih rendah dari yang diharapkan.
Di sisi lain, prospek dapat direvisi menjadi stabil jika Induk dapat menunjukkan tingkat dukungan yang stabil atau bahkan lebih kuat kepada ADCP dalam jangka pendek hingga menengah. Prospek juga bisa direvisi menjadi stabil jika ADCP meningkatkan posisi bisnisnya secara substansial dengan melampaui target pendapatan dan EBITDA, diikuti dengan penguatan struktur permodalan.