EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat idAAA dengan outlook pemeringkatan yang stabil untuk Peringkat Perusahaan dan Peringkat atas Efek Utang Medium Term Notes (MTN) senilai Rp550 miliar kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
"Peringkat mencerminkan posisi pasar Mitratel yang superior, visibilitas pendapatan yang kuat, serta profil keuangan yang sangat kuat. Peringkat tersebut dibatasi oleh rasio tenancy yang relatif rendah," kata Direktur Investasi Mitratel merangkap Sekretaris Perusahaan Hendra Purnama di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Hendra menuturkan peringkat tersebut menunjukkan kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang sangat baik. Hal itu juga terlihat dari pernyataan Pefindo pada Rating Summary 5 April 2024 untuk Mitratel di mana ditegaskan, “Outlook untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
Untuk rating perusahaan berlaku mulai 3 April 2024 sampai 1 April 2025 dan untuk rating MTN berlaku mulai 3 April 2024 hingga 6 Oktober 2024. Kedua rating tersebut merupakan hasil review Pefindo atas kinerja keuangan Mitratel untuk tahun 2023 dan semester I-2024 serta prospek bisnis perseroan.
Selama kuartal I 2024, Mitratel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh 7,3 persen year on year (yoy).
Sementara itu profil pendapatan masih disokong oleh bisnis sewa menara sebesar Rp1,83 triliun, meningkat 5,4 persen yot. Bisnis fiber mencatatkan pendapatan sebesar mencapai Rp 85 miliar, dan tumbuh 148,8 persen yoy.
Pertumbuhan di sisi pendapatan diimbangi dengan pengelolaan biaya secara lebih efisien. Alhasil, perseroan mampu membukukan EBITDA senilai Rp 1,84 triliun, melonjak 9,9 persen.
EBITDA Margin ikut meningkat 2 poin menjadi 83,5 persen. Berbagai pencapaian itu menghasilkan laba bersih senilai Rp 521 miliar, tumbuh 4 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 501 miliar.
Mitratel semakin mengukuhkan diri menjadi perusahaan digital infrastruktur terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara dengan memiliki 38.135 menara per akhir Maret 2024, bertambah 0,3 persen dari posisi akhir Desember 2023. Sebanyak 41 persen menara berada di Jawa, sedangkan 59 persen sisanya tersebar di luar Jawa.
Panjang fiber optik perseroan mencapai 36.257 kilometer. Jika dihitung dari akhir Desember 2023 atau year to date (ytd), Mitratel berhasil menambah panjang fiber optik hingga 3,736 kilometer, tumbuh 11,5 persen.
Seiring pertumbuhan aset menara dan fiber optik, Mitratel mencatatkan kenaikan jumlah penyewa (tenant) dari 57.409 pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, atau bertambah 399 tenant dalam satu kuartal.
Kolokasi meningkat 1,4 persen dari 19.395 menjadi 19.673 pada kurun waktu yang sama. Hal itu membuat tenancy ratio naik menjadi 1,52 kali