Agio saham, istilah yang masih sangat terdengar asing bagi sebagian besar orang. Mungkin juga termasuk investor karena kurang familiar.
Agio saham adalah selisih lebih antara harga jual dikurangi nilai pari atau nilai nominal suatu emisi saham. Agio saham disebut juga dengan tambahan modal disetor (Additional Paid-In Capital/APIC).
Baca Juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa
Pengertian Agio Saham
Agio Saham adalah
Agio saham artinya selisih lebih setoran pemegang saham atau investor di atas nilai nominalnya. Agio saham sering juga disebut modal yang dikontribusikan melebihi nilai nominal.
Agio saham biasanya terjadi ketika investor membeli saham yang baru diterbitkan langsung dari perusahaan selama tahap penawaran umum saham perdana (IPO).
Investor membeli saham di atas nilai nominal yang ditentukan, sehingga kelebihan uang inilah yang menjadi keuntungan atau kekayaan bersih bagi perusahaan.
Agio saham menjadi cara yang bagus perusahaan untuk menghasilkan uang tanpa harus memberikan jaminan sebagai imbalan.
Contoh Agio Saham
Contoh agio saham
-
Contoh agio saham yang sederhana:
Perusahaan BMXI meneritkan saham dengan nilai nominal Rp 5.000 per lembar saham. Tetapi perusahaan menjualnya seharga Rp 6.000 per lembar.
Nilai agio saham = Rp 6.000 – Rp 5.000
= Rp 1.000.
-
Contoh agio saham yang lain:
Perusahaan ABCD menerbitkan 1 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 3.000 per lembar saham (Rp 3.000 x 1 juta lembar = Rp 3 miliar).
Kemudian, investor menawar saham seharga Rp 1.000, Rp 4.000, Rp 10.000 di atas nilai nominal. Akhirnya saham ABCD dijual pada harga Rp 7.000 per lembar.
Sehingga membuat perusahaan meraup dana Rp 7 miliar (Rp 7.000 x 1 juta lembar saham). Maka perhitungan total nilai agio sahamnya:
Total agio saham ABCD = Rp 7 miliar – Rp 3 miliar
= Rp 4 miliar.
Dalam neraca perusahaan nantinya, akan tertulis sebesar Rp 3 miliar sebagai modal disetor, dan Rp 4 miliar sebagai tambahan modal disetor atau agio saham.
Manfaat Agio saham
Manfaat agio saham bagi perusahaan antara lain:
- Kelebihan uang dari hasil penjualan saham di atas harga pari dapat memberikan lapisan pertahanan terhadap potensi kerugian, jika laba ditahan perusahaan mulai menunjukkan defisit
- Tidak perlu menaikkan biaya tetap perusahaan
- Tidak perlu melakukan pembayaran kepada investor, termasuk dividen
- Investor tidak memiliki klaim atas aset perusahaan yang ada
- Perusahaan bebas menggunakan dana yang dihasilkan untuk keperluan bisnis apapun, seperti melunasi utang, membeli aset, atau tindakan lain yang dapat menguntungkan perusahaan.
Baca Juga: Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Arti dan Cara Menghitungnya
Jenis-jenis Agio Saham
Jenis agio saham
Ada dua jenis agio saham, yakni agio biasa dan agio treasury. Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari laman resmi Konsultan Pajak Rusdiono Consulting.
1. Agio Biasa
Agio biasa adalah jenis agio yang merupakan selisih harga jual dengan harga nominal yang sudah dicontohkan di atas. Misalnya, harga nominal saham per lembar Rp 5.000, lalu dijual seharga Rp 8.000, maka selisih atau nilai agio saham sebesar Rp 3.000.
2. Agio Treasury
Agio treasury adalah jenis agio di mana perusahaan menarik kembali saham yang sudah dijual. Sehingga saham jenis ini disebut buyback stock.
Bila kondisi penjualan kembali memiliki harga lebih tinggi dibanding dengan harga nominalnya, maka nilai tersebut merupakan agio treasury.
Disagio Saham
Ada agio saham, ada juga disagio saham. Pengertian disagio saham adalah kebalikannya dari agio saham, yaitu selisih kurang antara nilai jual saham dengan nilai nominalnya.
Contoh disagio saham misalnya harga nominal saham Rp 4.000, tetapi dijual seharga Rp 2.000. Maka nilai disagio saham Rp 2.000.
Perusahaan yang melakukan disagio saham biasanya memiliki kondisi keuangan negatif, namun tetap ingin ekspansi. Walhasil, perusahaan tidak bisa menjual saham dengan harga lebih tinggi dibanding nilai nominalnya. Jadi, mau tidak mau jual di harga lebih rendah dari nilai pari.
Agio Saham Bebas Pajak
Agio saham yang timbul dari selisih lebih antara nilai pasar saham dan nilai nominal saham tidak termasuk dalam objek pajak. Ini bunyi Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan.
Dalam aturan tersebut menyatakan, dividen termasuk ke dalam objek pajak tidak termasuk pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Dengan demikian, agio saham tidak kena pajak.
Baca Juga: Dividen Saham: Arti, Contoh, dan Cara Menghitungnya
Ilustrasi Pencatatan Agio Saham
Pencatatan agio saham
Tahap Pembentukan Usaha
Dua sekawan, Adi dan Budi sepakat membuat perusahaan startup minuman kekinian dengan modal Rp 500 juta. Masing-masing menyetorkan modal Rp 100 juta, sehingga total modal yang disetor sebanyak Rp 200 juta. Modal yang belum disetor Rp 300 juta.
Adi dan Budi sepakat memberikan harga setiap lembar saham sebesar Rp 4.000. Maka, masing-masing dari mereka memiliki 25.000 lembar saham dengan persentase 50%.
Pencatatan laporan modal usahanya
Keterangan
|
Adi
|
Budi
|
Modal dibutuhkan
|
Rp 500 juta
|
|
Modal disetor
|
Rp 100 juta
|
Rp 100 juta
|
Total modal disetor
|
Rp 200 juta
|
|
Harga saham per lembar
|
Rp 4.000
|
Rp 4.000
|
Jumlah lembar saham per orang
|
25.000
|
25.000
|
Persentase kepemilikan
|
50%
|
50%
|
Jumlah saham beredar
|
50.000 lembar
|
Laporan Modal Belum Disetor
Keterangan
|
Jumlah
|
Modal belum disetor
|
Rp 300 juta
|
Harga saham per lembar
|
Rp 4.000
|
Lembar saham belum dikeluarkan
|
75.000 lembar
|
Tahap Ekspansi Perusahaan
Setelah berjalan 5 tahun, perusahaan Adi dan Budi mencetak keuntungan bersih sebesar Rp 300 juta. Karena ingin melakukan ekspansi, mereka sepakat menahan laba, sehingga pencatatannya akan seperti ini:
Modal awal disetor
|
Rp 200 juta
|
Laba ditahan
|
Rp 300 juta
|
Agio saham
|
Rp 0
|
Total ekuitas di tahun ke-5
|
Rp 500 juta
|
Adi dan Budi selanjutnya memutuskan menjual 75.000 lembar saham tersisa dengan harga Rp 6.000 per lembar.
Dana yang berhasil diraup = 75.000 lembar x Rp 6.000
= Rp 450 juta.
Nilai agio saham perusahaan Adi dan Budi = Rp 6.000 – Rp 4.000
= Rp 2.000
Total nilai agio saham perusahaan Adi dan Budi = Rp 2.000 x 75.000 lembar saham
= Rp 150 juta.
Pencatatan penjualan agio saham
Keterangan
|
Jumlah
|
Saham portepel (belum dikeluarkan)
|
75.000 lembar
|
Nilai agio saham
|
Rp 2.000
|
Total agio saham
|
Rp 150 juta
|
Investor dan Pemilik Perusahaan Wajib Paham Agio Saham
Agio saham sangat penting bagi perusahaan yang mengandalkan saham sebagai modal. Jadi, pemilik perusahaan dan investor wajib memahami istilah ini.
Pemilik perusahaan berhak menetapkan berapapun harga jual yang cocok untuk sahamnya. Sementara investor juga bisa memilih membayar berapapun.
Namun investor tidak akan begitu saja membeli saham dengan harga mahal di atas nilai nominal. Mereka pasti bakal melakukan analisis laporan keuangan, prospek bisnisnya ke depan, integritas dan kredibilitas pemilik perusahaan, dan analisis mendalam lainnya.
Baca Juga: Prospektus – Pengertian, Contoh, Isi, dan Cara Membacanya