EKBIS.CO, JAKARTA -- Riset menunjukkan bahwa Indonesia akan menjadi tulang punggung penggunaan dompet digital (e-wallet) dan layanan bayar tunda (BNPL/paylater) platform dagang-el di kawasan Asia Tenggara. Hal ini terungkap dalam riset International Data Corporation (IDC) Asia/Pacific bersama 2C2P bertajuk IDC InfoBrief: How Southeast Asia Buys and Pays, Driving New Business Value for Merchants yang dirilis November 2021.
Country Head 2C2P di Indonesia Adi Nugroho mengatakan fenomena ini merupakan peluang emas yang harus dimanfaatkan para merchant platform dagang-el seantero Asean, terutama dalam hal mengakomodasi metode pembayaran daring yang tengah populer dan memudahkan konsumen.
"Hadirnya opsi baru seperti e-wallet dan BNPL memberikan akses kepada masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan konvensional. Jutaan pengguna baru ini adalah segmen baru yang perlu diakomodasi oleh para pelaku bisnis lokal," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/2/2022).
Transaksi platform dagang-el di Asia Tenggara pada 2025 dipercaya akan menyentuh 179,8 miliar dolar AS. Adapun metode transaksi via kartu dan transfer bank masih mendominasi dengan 55,5 miliar dolar AS, namun domestic payment sebesar 50,5 miliar dolar AS, dompet digital 48,1 miliar dolar AS , paylater 8,8 miliar dolar AS, tunai dan pembayaran lain-lain 16,9 miliar dolar AS.
Riset mengungkap popularitas pembayaran digital akan beriringan dengan pamor platform dagang-el. Adapun terkait dompet digital, diprediksi akan ada tambahan seperempat miliar pengguna baru di Asean pada 2025, dengan Indonesia sebagai negara dengan tambahan pengguna terbesar sebanyak 130 juta pengguna baru.
Terkait paylater, Indonesia pun disebut akan menjadi pasar terbesar BNPL se-Asia Tenggara pada 2025, dengan total belanja masyarakat menggunakan BNPL e-commerce akan meningkat 8,7 kali lipat dibandingkan 2020.
Nilai transaksi BNPL khusus Indonesia bahkan diproyeksi 5,15 miliar dolar AS pada 2025, atau 58 persen dari total 8,83 miliar dolar AS apabila ditambah transaksi lima negara Asean lain. Adapun seluruh transaksi platform dagang-el di Indonesia pada 2022 diproyeksi 32 miliar dolar AS dan melonjak 83 miliar dolar AS pada 2025.
Baca juga: Rencana Subsidi Kedelai, Ekonom: Hati-Hati dengan Data Importir
Pada periode ini, porsi penggunaan kartu dan transfer bank di Indonesia memang masih akan stabil 29 persen. Namun, porsi transaksi via e-wallet akan naik dari 28 persen ke 32 persen, sedangkan paylater akan naik dari dua persen ke enam persen pada 2025. Sebaliknya, metode tunai atau cash on delivery (CoD) akan terus menciut dari belasan persen ke enam persen saja.
Adi menjelaskan sebagai salah satu pemain payment gateway di Asean yang fokus pada penyediaan solusi pembayaran enterprise pun percaya bahwa evolusi metode pembayaran digital harus cepat dikejar oleh pelaku ritel guna mengakselerasi jangkauan bisnisnya. Adopsi pembayaran digital disebut akan mampu meningkatkan penjualan merchant platform dagang-el sebesar rata-rata 10 persen.