EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyampaikan, tengah terjadi tren kenaikan harga impor daging sapi beku. Harga daging beku dari negara asal pun telah melampaui acuan harga daging yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pasar dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Aspidi, Suhandri, mengatakan, terdapat tiga negara utama pemasok daging sapi beku ke Indonesia yakni Amerika Serikat, Selandia Baru, serta Australia. Namun, lantaran masih awal tahun, pemasukan impor daging masih dari Australia sementara pasokan Selandia Baru dan Amerika Serikat baru akan masuk pada akhir April mendatang.
Suhandri menuturkan, berdasarkan pemantauan harga Aspidi, ada kenaikan harga daging dari negara asal antara 8-15 persen dari 2021 ke 2022. "Secara nominal, contoh harga impor daging sapi beku bisa mencapai Rp 95 ribu per kg hingga Rp 115 ribu per kg. Jadi harga acuan sudah tidak masuk lagi," kata Suhandri kepada Republika.co.id, Kamis (2/3/2022).
Sebagai informasi, acuan harga daging kerbau beku dan daging sapi beku bagian paha depan (chuck, blade, dan sengkel) sebesar Rp 80 ribu per kg.
Suhandri menjelaskan, faktor utama pasokan daging yang tersedia dari negara pemasok kurang. Selain itu, ada faktor logistik yang membutuhkan waktu lebih lama untuk pengiriman karena menunggu kapasitas angkut penuh.
Seperti diketahui, gangguan logistik dunia terjadi akibat pandemi Covid-19 yang sempat melemahkan perdagangan. "Jadi memang ada beberapa negara itu yang sudah sangat tinggi harganya sehingga kita juga tidak beli," kata dia.
Melihat situasi tren harga yang terus meningkat, Suhandri mengatakan harga daging kemungkinan bisa terus mengalami kenaikan hingga bulan ini. Karena itu, ketersediaan pasokan daging beku dalam rantai pasok global sangat menentukan perkembangan harga ke depan.