EKBIS.CO, ISLAMABAD -- Petani di Pakistan mendesak pemerintah untuk berhenti mengekspor gandum dan mempertahankan stok untuk rakyat Pakistan. Desakan ini muncul, menyusul kemungkinan kekurangan gandum karena invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina.
“Perang di Ukraina dapat mengganggu pasokan gandum di seluruh dunia,” kata perwakilan petani Pakistan yang berbasis di wilayah Sindh, Dewan Sindh Abadgar.
Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar dan menguasai hampir 12 persen pasar gandum global. Ukraina dan Rusia bersama-sama menggabungkan hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia.
Tindakan Moskow kemungkinan besar akan mengganggu ekspor Kyiv dan mendongkrak harga biji-bijian internasional. Invasi telah menyebabkan kenaikan besar dalam harga minyak dan menyebabkan krisis energi global.
Dewan menunjukkan bahwa Islamabad perlu mencegah panen gandum Pakistan dibawa ke luar negeri.
"Pemerintah harus memastikan stok tetap ada di dalam negeri dan segala upaya dilakukan untuk menjaga cadangan strategis," katanya dilansir dari Alaraby, Kamis (10/3).
Gandum merupakan makanan pokok bagi masyarakat Pakistan. Pakistan juga salah satu importir gandum Ukraina terbesar pada 2020.
Invasi mengerikan Kremlin ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan memaksa setidaknya dua juta orang meninggalkan negara itu. Perang telah menyebabkan krisis energi global besar-besaran ketika negara-negara berebut mencari sumber energi alternatif.
Ini juga merupakan ancaman besar bagi ketahanan pangan, dan kekurangan gandum atau kenaikan harga biji-bijian penting dapat menjerumuskan ratusan ribu orang di seluruh dunia ke dalam kemiskinan.