Menurutnya ada dua strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM. Pertama, menaikkelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua, menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultramikro sebagai pertumbuhan baru. Dengan go smaller, go shorter, go faster, perseroan akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi.
“Dengan strategi tersebut perseroan dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan harga semurah mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan, sehingga semua akan menjadi lebih cepat dan efisien,” ucapnya.
Di samping itu, perseroan menilai saat ini yang lebih dibutuhkan oleh UMKM sebetulnya bukan advokasi tapi edukasi. Adapun edukasi yang harus diberikan berupa semangat entrepreneurship karena tidak semua UMKM memiliki semangat tersebut. Kemudian UMKM perlu dibekali ilmu administrasi manajerial untuk mengatur keuangan, mengakses informasi, mengakses pasar, dan mengakses permodalan.
“Setelah itu, UMKM dibimbing menjalankan bisnis secara sustainable atau berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip good corporate governance (GCG). Maka nantinya jika sudah layak dan komersial, akses pembiayaan yang semakin meningkat pun akan terwujud,” ucapnya.