Senin 14 Mar 2022 03:01 WIB

Airlangga: Perdagangan Indonesia dengan China Segera Surplus

Menko Airlangga menyebut surplus dari Cina berasal dari komoditas Indonesia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan).  Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan keberadaan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan membuat Indonesia bisa menyaingi China. Menurutnya, IKN ada di posisi Alki 2 yang sangat strategis untuk perdagangan.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan). Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan keberadaan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan membuat Indonesia bisa menyaingi China. Menurutnya, IKN ada di posisi Alki 2 yang sangat strategis untuk perdagangan.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan keberadaan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan membuat Indonesia bisa menyaingi China. Menurutnya, IKN ada di posisi Alki 2 yang sangat strategis untuk perdagangan.

"Hari ini kita menjadi produsen nikel paling kompetitif di dunia, bahan baku jadi di situ, energi yang murah, sehingga bahkan China tidak bisa bersaing dengan Indonesia," katanya saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Sabtu (12/3).

Airlangga melanjutkan, sebelumnya Indonesia hanya mengekspor 1,5 miliar iron and steell. Tahun 2021, Indonesia ekspor iron and steell sebanyak 20,8 miliar.

Ia yakin neraca perdagangan dengan China juga bisa segera surplus. Menurutnya, statistik China menyebut neraca perdagangan Indonesia sudah surplus dengan China namun menurut statistik Indonesia belum.

"Saya yakin 3-4 tahun kedepan pada saat kita tanda tangan perjanjian China Indonesia CEPA, saat ini kita kan defisitnya tinggi, sekarang kita sudah menyempit bahkan kalau menurut statistiknya China kita sudah positif. statistik kita belum, mereka sudah khawatir kalau kita surplus terhadap mereka," katanya.

Ia optimistis hal ini bisa dilakukan. IKN akan menjadi pusat gravitasi baru. Pusat Indonesia yang dipindahkan ke Alki 2 ini adalah laut antara Kalimantan dan Sulawesi yang bisa menjadi jalur perjalanan internasional sehingga tidak menggantungkan pada Selat Malaka.

Menurutnya, menggunakan Selat Malaka hanya akan menguntungkan Singapura. Sementara ALKI 2 adalah pusat pertumbuhan Indopasifik

"Mau ke Cina, Jepang, Taiwan dan yang lain mau dari Australia lewat ALKI 2," katanya.

Selain itu, Indonesia yang punya banyak komoditas mulai dari iron ore, batu bara, dan lainnya akan menjadi lebih kompetitif. Biaya melalui jalur ini akan lebih murah daripada dari Australia ke China.

Dalam persaingan antar negara, Indonesia punya potensi untuk masuk dalam lima negara terbesar di dunia tahun 2045. Dan untuk membuat lima negara besar di tahun 2045 membutuhkan platform baru yaitu kota yang yang modern dan mendahului dari zamannya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement