Imelda menyampaikan tiga strategi utama dan dua strategi pendukung masih akan terus dilakukan pada tahun ini. Selain itu, sambung Imelda, PTPN juga memiliki sejumlah target bisnis untuk tahun ini yang meliputi penguatan arsitektur bisnis melalui pembentikan sub holding dan Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.
"Transformasi diharapkan menghasilkan tambahan Ebitda sebesar Rp 13,4 triliun dan cash release Rp 1 triliun sampai Rp 4 triliun dalam empat tahun ke depan," ucapnya.
Untuk mencapai hal tersebut, ungkap Imelda, PTPN menjalankan sembilan program yang terdiri atas optimasi penjualan, sentralisasi pengawasan kinerja operasional, optimasi biaya angkut, pengadaan tersentralisasi, organisasi yang efektif dan efisien, efisiensi biaya administrasi dan umum, pengawasan cash terintegrasi, penguatan manajemen kinerja, serta katalisator perubahan.
Imelda menjelaskan salah satu inisiatif strategis optimalisasi portofolio dan operational excellence yaitu melakukan entity consolidation dan unlock value melalui IPO pada tahun ini.
Sebelum dilaksanakan IPO, ucap Imelda, holding akan membentuk struktur yang tepat melalui pembentukan sub olding yang disebut dengan Palm Co. Imelda mengayakan bisnis yang akan melakukan IPO adalah seluruh bisnis kelapa sawit dan karet guna mendapatkan value creation tertinggi yang berasal dari konversi karet ke kelapa sawit dan adanya potensi untuk meningkatkan produktivitas pada entitas yang memiliki kinerja lebih rendah.
"Di samping itu juga akan diperoleh struktur kapital yang berkelanjutan serta mempertahankan fokus bisnis mengingat kelapa sawit dan karet memiliki sinergi operasional yang kuat," ujar Imelda.
Target lain holding, sambung Imelda, ialah melipatgandakan produksi gula menjadi 1,8 juta ton untuk mendukung swa sembada gula konsumsi pada 2025. Imelda menyebut perusahaan telah membentuk PT Sinergi Gula Nusantara pada 17 Agustus 2021 sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target swasembada gula konsumsi.
Selain itu, ungkap Imelda, perusahaan menerapkan operational excellence melalui penerapan kultur teknis terbaik sesuai SOP, pemanfaatan varietas unggul baru, mekanisasi panen, manajemen pengairan irigasi dan drainase dan ketepatan masa tanam serta digitalisasi proses melalui e-farming.
"Perusahaan juga melaksanakan ekstensifikasi melalui konversi lahan, sinergi dengan Perhutani, dan kemitraan dengan Petani Rakyat," kata Imelda menambahkan.